Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Dibahas, Apa Kaitan Erick Thohir dengan Pemilik Saham GoTo?

Kompas.com - 15/06/2022, 10:30 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Keputusan investasi PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) di PT Goto Gojek Tokopedia (GoTo) jadi polemik nasional. Kerugian investasi BUMN ini kemudian ramai dibahas dijagat media sosial.

Kucuran duit investasi ke perusahaan merger Gojek dan Tokopedia itu dilakukan melalui anak usaha Telkom, Telkomsel. DPR pun kemudian melakukan pemanggilan kepada direksi Telkom.

Investasi itu menimbulkan perdebatan karena Telkom sempat dikabarkan mencatat unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi Rp 881 miliar dalam laporan keuangan kuartal I 2022.

Angka dugaan kerugian muncul karena harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, yang dicatatkan di laporan keuangan Telkom per 31 Maret 2022 hanya sebesar Rp 338 per saham. Padahal, di laporan akhir tahun per 31 Desember 2021, nilainya mencapai Rp 375.

Baca juga: Siapa yang Akan Membayar Utang dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Investasi Telkomsel bermula pada November 2020 lewat pembelian obligasi konversi (convertible bond) Gojek senilai 150 juta dollar AS.

Aksi korporasi ini berlanjut dengan investasi 300 juta dollar AS pascamerger Gojek-Tokopedia pada 17 Mei 2021, yang akan disusul dengan pencatatan saham GoTo di bursa (IPO). Jika ditotal, maka investasi Telkomsel di Gojek mencapai 450 juta dollar AS (sekitar Rp 6,4 triliun).

Belakangan di jagad media sosial, dugaan rugi investasi BUMN di saham GoTo dikaitkan dengan posisi Garibaldi Thohir yang jadi salah satu pemegang saham GoTo sekaligus komisaris utama perusahaan.

Garibaldi Thohir tak lain merupakan kakak kandung dari Menteri BUMN Erick Thohir. Banyak publik menilai, investasi perusahaan milik negara di GoTo rawan konflik kepentingan.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Dikutip dari Annual Report GoTo 2021, Garibaldi Thohir saat ini menggenggam saham seri A di GoTo sebesar 1,05 miliar lembar saham atau jika dirupiahkan memiliki nilai valuasi Rp 1,06 triliun.

Garibaldi Thohir sendiri merupakan pemegang saham non-SDHSM. GoTo membagi pemegang saham perusahaan ke dalam struktur dual-class voting, yakni pemegang saham dengan hak suara multipel (SDHSM) dan non-SDHSM.

Beberapa nama pemegang saham GoTo, antara lain CEO GoTo Andre Soelistyo, Direktur GoTo Kevin Bryan Aluwi, Komisaris GoTO Wiliam Tanuwijaya, Direktur GoTo Melissa Siska Juminto, dan PT Saham Anak Bangsa. Mereka semua adalah pemegang saham SDHSM.

Selain itu, terdapat pemegang saham non-SDHSM, seperti Komisaris Utama GoTo Garibaldi Thohir, Goto Peopleverse Fund, SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd, Taobao China Holding Limited, dan lain-lain dengan kepemilikan kurang dari 5 persen.

Baca juga: Jokowi Marah dan Sedih, Uang Pajak Dipakai untuk Beli Produk Impor

Dirut Telkom buka suara

Sebelumnya, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah buka suara terkait dugaan kerugian atas investasi anak usahanya, PT Telkomsel, ke saham GoTo.

Ririek Adriansyah memastikan investasi Telkomsel di Gojek-Tokopedia (GoTo) sudah sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).

Pernyataan tersebut disampaikan Ririek usai mengikuti rapat Panitia Kerja (Panja) Investasi BUMN bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa 14 Juni 2022.

“Jadi, saya dan Dirut Telkomsel memberi penjelasan meliputi garis rencana Telkom ke depan ekspansi dan sebagainya, demikian juga kita juga sampaikan proses investasi Telkomsel di GoTo yang kami yakini proses itu sudah memenuhi berbagai prinsip GCG yang berlaku,” kata Ririek dikutip dari Antara.

Baca juga: Tiket Naik ke Atas Candi Borobudur Rp 750.000 Batal, Ini Gantinya

Ririek menyambut baik anggota Panja DPR yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengenai investasi tersebut. Ia merasa forum itu bisa dijadikan tempat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang berkembangan mengenai investasi Telkomsel di GoTo.

Ririek menegaskan bahwa investasi Telkomsel di platform tersebut juga tidak melibatkan Kementerian BUMN.

“Secara umum investasi memang diterapkan oleh Telkomsel dan tentunya di Telkomsel ada juga pemegang saham lain, Singtel yang lebih berpengalaman dan juga lebih independen," kata Ririek.

"Kemudian sampai ke berbagai proses, sudah diverifikasi tim, dibawa ke rapat direksi Telkomsel, dan sampai di Komisaris Telkomsel, kemudian sampai ke pemegang saham dalam hal ini Telkom dan Singtel,” terang Ririek.

Baca juga: Klaim Luhut, PT GSI Didirikan demi Ladang Amal PCR, Bukan Cari Untung

Ia bilang, keputusan investasi Telkom melalui Telkomsel ke saham GoTo sudah melalui prosedur di Kementerian BUMN.

“Jadi keputusan ini tidak melibatkan Komisaris Telkom, apalagi Kementerian BUMN, itu enggak ada. Aturan undang-undang seperti itu,” imbuhnya.

Ririek menjelaskan bahwa pihaknya memperhatikan juga capital gap dan potensi sinergi value saat berinvestasi di sektor digital. Ia mengungkapkan pada investasi GoTo, Telkomsel mencatat income revenue sebesar Rp 473 miliar di tahun 2021.

“Kuartal pertama tahun 2022 sudah ada sekitar Rp 153 miliar. Artinya, kalau dikalikan empat saja itu sudah sekitar Rp 600 miliar lebih, sudah ada pertumbuhan sekitar 25 persen dibanding income revenue di tahun 2021,” terang Ririek.

Baca juga: Intip Gaji Sebulan AKBP Broteseno, Eks Napi Korupsi yang Tak Dipecat dari Polri

Ririek memastikan pencapaian tersebut menunjukkan tidak benar kalau investasi di GoTo membuat rugi. Ia menyebut kemarin harga saham GoTo Rp 368 per lembar. Apabila dibandingkan ketika Telkomsel investasi ada pada angka Rp 270 per lembar, sehingga dananya justru menjadi Rp 2,8 triliun.

Ririek mengungkapkan pihaknya juga memberikan interim report kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga bisa diketahui perkembangan perusahaan.

Ririek menjelaskan dalam laporan khususnya terkait investasi GoTo juga dimasukkan unrealized loss. Meski begitu, ia memastikan saat ini masih untung.

“Ada investor yang masuk setelah kita yang belum akhir tahun. Itu harga saham per lembar Rp 375, sehingga tahun 2021 kita mencatat fund release dari Rp 270 menjadi Rp 375 atau setara dengan hampir Rp 2,5 triliun,” ungkap Ririek.

“Ketika IPO harga saham GoTo kan Rp 338, artinya lebih rendah dari Rp 375, karena itu di 2021 kita di interim report kita mencatat unrealized loss Rp 821 miliar. Sebenarnya Rp 338 pun kalau dibandingkan Rp 270 itu masih untung,” pungkasnya.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com