Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 44 Persen Penerima Kartu Prakerja Berasal dari Warga Kurang Mampu

Kompas.com - 15/06/2022, 12:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Studi Bank Dunia (World Bank) dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menunjukkan 44,1 persen penerima manfaat program berasal dari 40 persen rumah tangga termiskin di Indonesia.

Ketua Kebijakan Peningkatan Ekonomi TNP2K Raden Muhammad Purnagunawan mengatakan, hal ini membuktikan bahwa manfaat Kartu Prakerja lebih banyak dirasakan oleh masyarakat kecil.

Sebab, program Kartu Prakerja masih bisa disasar oleh masyarakat miskin meskipun pada prinsipnya program tersebut terbuka untuk semua orang dengan usia di atas 18 tahun.

"Meskipun ekosistem Kartu Prakerja adalah end-to-end digital, mereka yang berasal dari keluarga miskin tetap dapat mengakses dan memperoleh manfaat dari program Kartu Prakerja," kata Raden Muhammad Purnagunawan dalam webinar Kartu Prakerja di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Studi juga menunjukkan, sebanyak 78,3 persen penerima manfaat Kartu Prakerja tercatat sudah bekerja pada Oktober 2021. Lebih dari setengahnya bekerja di sektor informal.

Dilihat dari karakteristiknya, 42 persen penerima manfaat menjadi pekerja (labors), 40,2 persen menjadi pekerja mandiri atau wiraswasta, dan 13,8 persen menjadi pekerja lepas.

Dilihat berdasarkan sektornya, 43,6 persen penerima manfaat Kartu Prakerja adalah pekerja di sektor formal, sementara 56,4 persen pekerja di sektor informal.

Sedangkan 73 persen dari total 78,3 persen bekerja di sektor jasa, seperti reparasi motor dan mobil; sektor akomodasi, makanan, dan minuman; agrikultur; serta jasa transportasi dan pergudangan.

"Ada keseimbangan yang cukup antara pekerja dan mereka yang benar-benar menjadi wirausahawan/wiraswasta. Dan rata-rata dari mereka benar-benar bekerja di sektor jasa," ucap Raden.

Baca juga: Ekonom: Reshuffle Kabinet Memang Sudah Waktunya...

Sebagai informasi, studi Kartu Prakerja ini menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei telepon yang dilakukan oleh SurveyMETER pada 6-25 Oktober 2021 kepada penerima di 50 kabupaten/kota di 25 provinsi.

Jumlah responden yang diikutsertakan dalam survei adalah 1.000 penerima manfaat dalam gelombang 7-11 Kartu Prakerja, yakni antara September-November 2020.

Dilihat dari karakteristiknya, responden didominasi oleh anak muda dengan rentang usia 18-25 tahun sebesar 24,4 persen dan usia 25-39 tahun sebanyak 59,6 persen. Sebanyak 52,9 persen dari mereka adalah lulusan SMA, dan 36,6 persen merupakan mahasiswa/pekerja.

Sementara itu, studi kualitatif dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan review literatur bersama PMO Kartu Prakerja serta sistem pembayaran.

"Kebanyakan dari mereka adalah pemuda di bawah (usia) 40 tahun dan relatif memiliki pendidikan tinggi. Ini sebenarnya lebih tinggi dari rata-rata tahun sekolah Warga Negara Indonesia," jelas Raden.

Baca juga: Urus Izin Terbang Drone Bisa lewat Aplikasi dan Dimonitor secara Real Time

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com