JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan atribusi dan analitik global, AppsFlyer, melaporkan tingkat belanja iklan di aplikasi keuangan di Indonesia mencapai lebih dari Rp 6,7 triliun.
Sales Manager Indonesia AppsFlyer, Anthony Loekita Harsono mengatakan, perusahaan-perusahaan fintech lebih memfokuskan dana belanja iklan mereka di Indonesia, dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara serta Pakistan.
Pasalnya, Indonesia mendominasi investasi iklan fintech di Asia Tenggara dan Pakistan selama 2021 karena Indonesia mendapatkan 60 persen dari total biaya iklan di wilayah tersebut.
Hal ini menunjukkan besarnya potensi industri fintech di Indonesia dan semakin ketatnya kompetisi antar pemain industri fintech di pasar Asia Tenggara dan Pakistan.
"Tahun 2021 merupakan tahun yang luar biasa bagi aplikasi keuangan, baik di wilayah Asia Tenggara, maupun di Indonesia," ujar Anthony dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Perusahaan Fintech Milik Jack Ma Luncurkan Bank Digital di Singapura, Ini Tujuannya
Sejalan dengan besarnya populasi unbanked dan underbanked di Tanah Air, perusahaan-perusahaan fintech turut berfokus untuk mendukung pertumbuhan industri teknologi keuangan di Indonesia dibanding negara-negara lain.
Ditambah lagi, perilaku masyarakat Indonesia yang melek digital dan situasi pandemi semakin mendorong pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari, termasuk dalam bertransaksi.
Bank Indonesia mencatat transaksi digital di Indonesia pada 2021 senilai Rp 35,1 triliun atau naik hampir 60 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, data AppsFlyer menunjukkan pada 2021 di wilayah Asia Tenggara dan Pakistan terdapat 689 juta instalasi aplikasi keuangan.
"Tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan fintech memberikan peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi keuangan untuk memperoleh pengguna-pengguna baru, agar dapat menjangkau populasi unbanked dan underbanked yang besar di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Pinjaman Fintech Lending ke UMKM Capai Rp 13,2 Triliun