Menurutnya, untuk mencapai rasio elektrifikasi Indonesia mendekati 100 persen, setidaknya dibutuhkan suntikan PMN secara total sebesar Rp 18 triliun-Rp 20 triliun.
Namun, untuk tahun 2023 diajukan Rp 10 triliun, sehingga kebutuhan sisanya akan dilanjutkan di 2024.
Darmawan bilang, PMN sangat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah pelosok, sebab secara komersil tidak menarik bagi investor sehingga sulit mendapatkan pendanaan.
Maka, dibutuhkan dukungan negara untuk bisa mencapai target seluruh daerah di Indonesia menikmati listrik.
"Kami mengakui bahwa program-program PMN ini memang digunakan untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan yang tersulit, di mana yang secara komersial paling tidak feasible, karena berada di daerah-daerah terisolasi, terpencil. Apabila kami menggunakan dana dari global bond dan pinjaman, maka proyek ini menjadi sangat sulit untuk didanai secara komersial," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.