Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Dagangan Jadi Platform E-commerce di Desa

Kompas.com - 16/06/2022, 06:06 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga yaitu Dagangan, percaya diri untuk membidik desa menjadi target market bisnisnya.

Co-Founder Dagangan Wilson Yanaprasetya mengatakan, salah satu alasannya adalah karena perusahaanya melihat bahwa ada salah satu kebutuhan di masyarakat desa yang tidak terjawab ketika ingin memenuhi kebutuhan.

"Di desa itu khususnya tier 3 dan tier 4 ketika ingin berbelanja mereka harus membuang waktunya setengah hari hanya untuk diperjalanan ketika mau ke pasar. Harus menitipkan anaknya, harus pergi jauh sementara waktunya sudah keburu habis. Dari sini kami melihat ada peluang yang bisa kamu masuki," ujarnya dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Permudah Warga Desa Berbelanja Online, Dagangan Hadirkan Layanan Same-Day Delivery

"Di sanalah kami pengin masuk menjawab kebutuhan mereka. Cita-cita dari Dagangan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat yang tersebar di daerah untuk berdaya secara ekonomi melalui transformasi kegiatan ekonomi tradisional menjadi digital," sambung dia.

Di sisi lain, Wilson menyebutkan, tier 3 dan tier 4 memiliki sekitar 131 miliar dollar AS potensi perputaran uang per tahun yang belum dimanfaatkan.

Ini juga yang menjadi salah satu target bisnis Dagangan yang setidaknya ingin dicapai.

Strategi Dagangan

Oleh sebab itu, Dagangan juga memiliki berbagai strategi agar bisa dilirik konsumennya. Salah satunya adalah dengan menggratiskan atau menekan biaya ongkos kirim (ongkir) barang ke daerah pedesaan.

Dia menjelaskan, ongkir gratis dapat tercapai melalui pembangunan mikro fullfilment center atau hub and spokers di daerah tingkat 3-4.

Baca juga: Startup Dagangan Dapat Suntikan Dana Senilai 6,6 Juta Dollar AS dari BTPN Syariah Ventura

Nantinya jaringan hub-and-spokers 100 persen dioperasikan oleh komunitas dan pekerja lokal. Selanjutnya, jaringan gudang mikro tersebut akan menjaring tokoh masyarakat lokal sebagai agen distribusi dan titik antar serta penjemputan barang.

Sementara untuk semua permintaan barang dan pembelian akan diakumulasi atau dikoordinir, sehingga pengiriman barang menjadi efektif dan murah.

Berkat strategi yang telah diterapkan, pada 2021 Dagangan mampu merambah sekitar 7.000 desa, meningkat 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan untuk pertumbuhan bisnisnya, Dagangan mencatatkan telah naik sebesar 20 kali lipat dari akhir tahun 2020.

"Adapun jumlah user base kami lebih dari 25.000 pengguna di daerah tingkat 3-4. Ini akan terus bertumbus lagi," paparnya.

Dagangan Dapat Suntikan Dana

Baru-baru ini pun Dagangan mendapatkan pendanaan ini Pra-Seri B senilai 6,6 juta dollar AS yang dipimpin oleh BTPN Syariah Ventura dengan partisipasi dari investor lainnya, termasuk Monk's Hill Ventures dan Hendra Kwik, CEO Payfazz.

Melalui pendanaan ini, Dagangan akan memperluas bisnis, termasuk memberikan kesempatan bagi para pengguna untuk mendapatkan akses dan layanan keuangan terbaiknya.

Dagangan berbasis di Yogyakarta menggunakan model hub and spoke dalam operasional bisnisnya.

Adapun model operasionalnya dinilai memberikan kemudahan mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan lebih mudah dan murah.

"Kami akan memperluas jangkauan kami. Untuk tahun ini kami memang akan fokus di pulau Jawa saja tapi 2 tahjn ke depan kami akan ekspansi ke pulau lainnya," pungkasnya.

Baca juga: Pengamat: E-commerce Jadi Jembatan UMKM Lokal Menuju Panggung Internasional

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com