Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

The Fed Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan, Respons Pasar, dan Dampaknya bagi Indonesia

Kompas.com - 16/06/2022, 08:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FEDERAL Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat, Rabu (15/6/2022) waktu setempat, mengumumkan kenaikan angresif suku bunga acuan sebesar 0,75 persen atau 75 basis poin. Ini merupakan kenaikan paling agresif yang pernah dibuat The Fed sejak November 1994.

The Fed, sebutannya, mengumumkan pula masih akan ada kenaikan suku bunga acuan lagi pada Juli 2022. Lonjakan inflasi menjadi landasan keputusan mereka.

Federal Open Market Committee (FOMC), forum yang memutuskan kenaikan suku bunga acuan The Fed, menetapkan suku bunga acuan pinjaman menjadi 1,5-1,75 persen, melonjak dari 0 persen pada awal tahun.

Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan kenaikan agresif ini penting untuk menurunkan inflasi tinggi yang tengah melanda negaranya. Ini, lanjut dia, juga merupakan wujud tekad The Fed untuk memulihkan stabilitas harga.

Baca juga: Kejutan, Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga Acuan untuk Kali Pertama sejak 2015

Keputusan The Fed ini dibuat di tengah imbas Perang Ukraina yang telah menaikkan harga bahan bakar dan bahan pangan global. Situasi tersebut sudah menyeret turun popularitas Presiden Joe Biden pula.

Powell menyatakan misinya menekan inflasi dan memulihkan stabilitas harga tersebut dirancang untuk tidak malah menggelincirkan ekonomi. Namun, dia mengakui pula bahwa selalu ada risiko bahwa ini merupakan langkah yang terlalu jauh.

Kepada wartawan, sebagaimana dikutip AFP, Powell mengatakan bahwa keputusan The Fed kali ini merupakan langkah yang besar tetapi dia juga tidak berharap langkah sebesar ini akan menjadi hal yang jamak dilakukan The Fed.

Meski demikian, lanjut Powell, situasi pada hari-hari ini tampak menjadi landasan bagi kenaikan suku bunga acuan sebesar 50-75 basis poin lagi pada pertemuan FOMC berikutnya.

Sangat penting, kata Powell, menurunkan inflasi untuk keberlanjutan dan pasar kerja yang kuat bagi keuntungan banyak orang.

Baca juga: Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi sejak 2009

Presiden Biden menyatakan dukungan atas keputusan The Fed, terutama karena dia dan partai pengusungnya harus mengantisipasi kemungkinan kehilangan kendali Kongres dalam pemilihan paruh waktu pada November 2022. 

Biden menyebut, kubu Republik yang adalah kompetitor partainya telah memblokir rekening yang dimaksudkan untuk menurunkan biaya dan mengurangi kendala pasokan di pasar.

Penasihat ekonomi Gedung Putih, Brian Deese, dalam wawancara dengan Fox News yang dikutip AFP, menyatakan bahwa dukungan pemerintah dan Kongres terhadap kebijakan The Fed akan berupa upaya menurunkan biaya hidup keluarga Amerika dan menekan defisit neraca keuangan Federal.

Respons pasar

Bursa saham Amerika Serikat menyambut positif langkah agresif The Fed. Wall Street ditutup menguat seturut pernyataan Powell keluar. Indeks S&P 500, misalnya, ditutup menguat 1,5 persen setelah sejak awal pekan terperosok ke zona bearish. 

"Pasar mulai nyaman dengan gagasan bahwa The Fed sekarang mulai menanggapi situasi inflasi dengan sangat serius," kata Tom Cahill dari Ventura Wealth Management, yang tetap menyatakan skeptis bahwa The Fed bisa menghadirkan pendaratan yang mulus (soft landing) bagi perekonomian.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Startup Indonesia?

Seturut pengumuman The Fed, ekonom dari Wells Fargo, Jay Bryson, mengoreksi proyeksi ekonominya dari pertumbuhan ekonomi lemah menjadi resesi ringan yang dimulai pada pertengahan 2023. Inflasi dia perkirakan mulai punya akar di perekonomian tetapi tetap memberi catatan bahwa kenaikan suku bunga akan membatasi sejumlah pengeluaran. 

Langkah The Fed yang disambut pasar ini ditambah dengan kabar pertemuan darurat Bank Sentral Eropa (ECB) yang disusul pertemuan di Frankfurt, London, dan Paris. 

ECB mengumumkan bakal menggunakan fleksibelitas untuk mengurangi tekanan pada pasar utang negara. Mereka berencana pula merancang instrumen baru untuk menangkal krisis baru di zona euro. 

Analis Markets.com Neil Wilson menyebut pengumuman itu "agak mengecewakan" dan tidak pantas untuk pertemuan khusus. Sebelumnya, seperti dikutip AFP, Wilson menyebut pertemuan darurat ECB berbau panik dan kurangnya kendali tetapi menyenangkan pasar. 

ECB akan menaikkan suku bunga acuan zona euro dan mengakhiri program stimulus pembelian obligasi besar-besaran pada Juli 2022.

Pasar saham Asia ditutup bervariasi Rabu dengan investor gelisah atas keputusan The Fed yang menjulang, melampaui proyeksi sebelumnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com