Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar Unila Sebut Pembentukan Korporasi Petani Kopi yang Dilakukan Kementan Sudah Tepat Sasaran

Kompas.com - 16/06/2022, 19:05 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) berupaya mendorong pembentukan korporasi petani kopi, salah satunya di Kabupaten Bandung.

Pembentukan korporasi petani tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing pengembangan kawasan perkebunan kopi nasional.

Menanggapi hal itu, Guru Besar Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya Alam (SDA) Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin menilai pengembangan korporasi petani kopi di Kabupaten Bandung sudah tepat sasaran.

Menurutnya, pembentukan korporasi tersebut akan mampu meningkatkan produksi kopi sekaligus kesejahteraan petani.

Baca juga: Minum Kopi Bisa Cegah Diabetes, Asalkan...

“Sebelumnya koperasi kopi di Kabupaten Bandung telah berdiri dengan nama PT Java Preanger Lestari Mandiri (PT JPLM) yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani,” ujar Bustanul, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/6/2022).

Pembentukan kelembagaan petani itu diresmikan melalui pengesahan Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Nomor AHU-0058287.AH.01.01 pada Senin (9/11/2022).

Peresmian koperasi tersebut juga telah ditetapkan sebagai Korporasi Percontohan Nasional (KPN).

Meski demikian, Bustanul menyayangkan bahwa pembentukan koperasi kopi di Kabupaten Bandung oleh petani belum berjalan maksimal.

Baca juga: Mengenal Kokowagayo, Koperasi Kopi Wanita Gayo yang Mendunia

Sebab, mereka masih mengandalkan distributor atau pedagang besar untuk mendapatkan stok kopi, sehingga nilai tambah produk kopi tidak dapat dinikmati langsung oleh petani.

“Di sisi lain, perkebunan kopi di Kabupaten Bandung masih mengalami beberapa permasalahan. Salah satunya adalah produktivitas yang belum maksimal,” ujar Bustanul.

Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu dari kopi java preanger atau kopi khas Jawa Barat (Jabar), ia mengungkapkan bahwa Kementan saat ini tengah mengembangkan kawasan kopi di sisi hilir.

Pengembangan kawasan tersebut dilakukan dengan menggunakan benih unggul kopi bersertifikat, budi daya kopi yang sesuai good agricultural practices (GAP) dan good manufacturing practice (GMP), serta ramah lingkungan.

Baca juga: Minum Kopi Bisa Cegah Diabetes, Asalkan...

“Melalui gerakan tanam kopi yang pernah digalakan pada awal 2022 di Kabupaten Bandung dulu oleh Bapak Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), diharapkan juga menjadi solusi jangka panjang,” kata Bustanul.

Utamanya, lanjut dia, solusi jangka panjang untuk mendukung suplai bahan baku kopi sebagai bisnis korporasi petani.

Lebih lanjut, Bustanul mengatakan, saat ini pengembangan areal kopi di Kabupaten Bandung juga berkolaborasi dengan Perhutani dengan penyediaan lahan melalui mekanisme Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Baca juga: Batas Aman Minum Kopi dalam Sehari

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com