Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Merah, Saham–saham Teknologi Rontok

Kompas.com - 17/06/2022, 07:02 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merah pada perdagangan Kamis (16/6/2022) waktu setempat. Penurunan indeks di Wall Sreet terjadi sehari setelah pengumuman kenaikan suku bunga oleh The Fed sebesar 75 basis poin.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 2,42 persen, atau 741,46 poin, menjadi 29.927,07. Sedangkan S&P 500 tergelincir 3,25 persen menjadi 3.666,77. Sementara Nasdaq Composite turun paling dalam sebesar 4,08 persen menjadi 10.646,10 dan menyentuh level terendah sejak September 2020.

Penurunan Wall Street terjadi setelah investor khawatir langkah Federal Reserve yang agresif untuk mengendalikan inflasi, yang dinilai bisa membawa ekonomi ke dalam jurang resesi. The Fed bahkan berencana melanjutkan kenaikan suku bunga acuan, hingga akhir tahun ini.

“Sentimen investor tampaknya hanya dapat fokus pada satu hal pada satu waktu. Kemarin, The Fed menyampaikan hal yang sudah diantisipasi pasar. Namun, saat ini investor khawatir hal tersebt bisa menimbulkan perlambatan ekonomi,” jelas Susan Schmidt dari Aviva Investors.

Baca juga: Wall Street Berakhir Hijau Usai The Fed Umumkan Kenaikkan Suku Bunga 75 Basis Poin

Home Depot, Intel, Walgreens, JPMorgan, 3M, dan American Express mencapai posisi terendah baru yang didorong oleh meningkatnya kekhawatiran resesi. Sementara itu, saham Amazon, Apple, dan Netflix terjun hampir 4 persen. Diikuti juga oleh saham Tesla dan Nvidia masing-masing ambles 8,5 persen dan 5,6 persen.

Sementara itu, saham transportasi juga melemah pada hari Kamis, dimana United dan Delta masing-masing jatuh 8,2 persen, dan 7,5 persen. Demikian juga dengan saham - ssaham jalur pelayaran seperti Carnival, Norwegian Cruise Line, dan Royal Caribbean yang anjlok sekitar 11 persen.

Pada perdagangan hari Kamis, seluruh sektor utama turun dengan penurunan terdalam dipimpin oleh sektor konsumen dan energi, masing-masing turun sekitar 5 persen. Hanya empat saham dari indeks DJIA yang ditutup lebih tinggi.

Baca juga: Pasar Kripto Makin Terpuruk, Coinbase PHK 1.100 Karyawannya

Saham-saham yang fokus pada kebutuhan pokok, dan bertahan selama resesi diperdagangkan di wilayah positif namun cenderung bergerak datar. Misalkan saja saham Procter & Gamble dan Walmart yang masing – masing menguat tipis 0,61 persen, dan 1,04 persen.

“The Fed memegang peranan penting disini, dan saya pikir investor dan pasar secara umum kehilangan kepercayaan terhadap The Fed, mungkin seharusnya The Fed sudah melakukan kebijakan agresifnya sejak tahun lalu,” kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial seperti dikutip dari CNBC. 

Kenaikan suku bunga The Fed juga diadopsi oleh beberapa bank sentral. Swiss National Bank semalam menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun. Bank of England juga berencana menaikkan suku bunganya, yang merupakan kelima kalinya. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun tergelincir pada hari Kamis dan terakhir diperdagangkan sekitar 3,24 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com