Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun 61 Bendungan, Kementerian PUPR Dukung Peningkatan Produksi dan Surplus Pangan Nasional

Kompas.com - 18/06/2022, 21:09 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan hingga tahun 2024 untuk tambahan pasokan air irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia.

Dengan tambahan suplai air tersebut, Indonesia akan memenuhi ketahanan pangan nasional.

Menteri PUPR Basuki mengatakan, kehadiran bendungan di seluruh Tanah Air telah meningkatkan indeks pertanaman, sehingga hasil produksi beras secara nasional juga meningkat.

Baca juga: Kementerian PUPR Dapat Pagu Indikatif Rp 98,21 Triliun pada 2023

Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia surplus beras sekitar 3 juta ton dan tidak impor beras lagi.

“(Kehadiran bendungan) meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang sekarang ini rata-rata nasional BPS sebesar 147 persen dengan air irigasi dari 231 bendungan. Dengan adanya tambahan 61 bendungan bisa kita naikkan IP menjadi 200 persen,” kata Menteri Basuki saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang, Banten, dikutip Kompas.com lewat siaran resminya, Sabtu (18/6/2022).

Menteri Basuki berharap tambahan 29 bendungan yang sudah tuntas dan 32 bendungan yang masih dalam proyek pembangunan dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi 200 persen.

Dengan demikian produksi beras nasional dapat mencapai 40 juta ton pada tahun 2045 dan Indonesia bisa surplus beras hingga 10 juta ton.

Salah satu bendungan yang dibangun (2015-2020) adalah Bendungan Sindangheula berlokasi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten dengan biaya Rp 458,9 miliar dan telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2021 yang lalu.

Baca juga: Kementerian PUPR Targetkan 16 Ruas Tol Siap Diresmikan Hingga Akhir 2022

Bendungan Sindangheula memiliki kapasitas tampung 9,3 juta meter kubik denganmanfaat irigasi 1.289 hektar, air baku 800 liter/detik, dan potensi pembangkit listrik 0,4 MW.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan 2 strategi utama yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman.

"Meningkatkan indeks pertanaman dari 143 persen menjadi 200 persen dengan menyediakan tambahan pasokan air irigasi melalui pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2024. Hingga 2015, layanan air irigasi dari 231 bendungan mencapai 10,6 persen (761 ribu hektar). Dengan tambahan 61 bendungan pada 2024 maka layanan air irigasi dari 292 bendungan akan mencapai 19,3 persen (1,4 juta hektar sawah irigasi)," kata Endra.

Untuk meningkatkan indeks pertanaman/IP, Endra menyebutkan Kementerian PUPR juga melakukan pekerjaan rehabilitasi 3,02 juta hektar jaringan irigasi dan pembangunan 1,01 juta hektar jaringan irigasi baru.

Endra menyatakan, untuk mengantisipasi krisis pangan global, Indonesia akan memfokuskan pada 7 komoditas pangan utama yaitu Beras, Jagung, Kedelai, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai, dan Sorgum.

Untuk itu pada saat ini tengah dikembangkan beberapa sentra produksi tanaman pangan melalui pengembangan Food Estate, yakni di Sumatera Utara (Humbang Hasundutan) dengan target luasan 20.000 hektar dengan komoditas bawang merah dan bawang putih, dan Kalimantan Tengah (Kapuas) dengan target luasan 29.000 hektar dengan komoditas utama padi dan jagung.

"Selain itu juga ada di Nusa Tenggara Timur (Sumba Tengah, Belu, Waingapu) dengan target luasan 10.000 hektar dengan komoditas padi, jagung, dan sorgum khususnya di Waingapu), di Papua (Merauke dan Keerom/Jayapura) dengan target luasan 210.000 hektar di Merauke untuk komoditas padi dan 3.000 hektar di Kabupaten Keerom/Jayapura untuk komoditas jagung, dan di Sulawesi Tengah (Donggala) dengan target luasan 15.000 hektar, untuk komoditas jagung dan kedelai," papar Endra.

Baca juga: Kementerian PUPR Bangun 29 Jembatan di Trans-Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Dollar AS Menguat, Perusahaan Berorientasi Ekspor Merasa Diuntungkan

Dollar AS Menguat, Perusahaan Berorientasi Ekspor Merasa Diuntungkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com