Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awali Pekan, IHSG dan Rupiah Masih Merah

Kompas.com - 20/06/2022, 09:33 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah, pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/6/2022). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 6.886,25 atau turun 50,71 poin (0,73 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 6.936,96.

Sebanyak 157 saham melaju di zona hijau dan 273 saham di zona merah. Sedangkan 186 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,1 triliun dengan volume 4,8 miliar saham.

Baca juga: IHSG Masih Tren Turun? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis Binartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, berdasarkan indikator MACD, IHSG dalam kondisi bearish alias tren melemah. Menurut dia, jika hari ini IHSG melemah kembali di bawah level 6.884, maka IHSG dapat melanjutkan penurunan menuju Fibonacci retracement 61,8 persen dari wave B di level 6.795.

“Namun demikian IHSG berpeluang mengalami rebound ke posisi 7.010 sebelum melanjutkan pergerakan menurunnya. Level support IHSG berada di 6.884, 6.795 and 6.670, sementara level resistennya di 7.010, 7.131 dan 7.258,” jelas Ivan dalam rekomendasinya.

Adapun bursa Asia pagi ini mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,64 persen, Shanghai Komposit melemah 0,4 persen, Strait Times terkoreksi 0,2 persen, dan Nikkei berkurang 1,3 persen.

Sementara Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu mayoritas hijau, dengan kenaikan S&P 500 sebesar 0,21 persen, dan Nasdaq Composite 1,4 persen. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,31 persen.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini pun melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.17 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.832 per dollar AS, atau turun 8 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.825 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen The Fed dan kekhawatiran pasar akan inflasi, serta resesi yang akan terjadi.

The Fed masih akan agresif menaikan suku bunga acuannya di sisa tahun ini, sementara kenaikan inflasi global masih belum surut karena perang di Ukraina dan mendorong Bank Sentral di dunia menaikan suku bunga acuannya.

“Kedua sentimen tersebut masih mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Kenaikan suku bunga bisa menekan pertumbuhan dan ditambah inflasi tinggi, bisa memicu resesi. Dari dalam negri, pasar masih menunggu respon BI terhadap kebijakan the Fed,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.780 per dollar AS sampai dengan Rp 14.800 per dollar AS, dan support di kisaran Rp 14.800 per dollar AS.

Baca juga: Terbitkan Aturan Baru, OJK Atur Investasi Pembelian Saham oleh Perusahaan Pembiayaan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com