Di Indonesia sendiri, Katarina menilai pertumbuhan ekonomi akan membaik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat karena tingkat kasus Covid-19 domestik yang rendah. Konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 55 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, jadi meningkatnya mobilitas akan menjadi faktor pendukung yang kuat bagi ekonomi.
“Selain itu Indonesia juga diuntungkan oleh harga komoditas yang meningkat, suportif bagi kinerja ekspor dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Secara historis harga komoditas yang kuat juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Selain dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga diuntungkan oleh tingkat inflasi domestik yang terjaga. Pemerintah memastikan harga BBM Pertalite dan listrik bersubsidi tidak naik tahun ini, serta menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi.
“Kebijakan ini akan berdampak positif bagi inflasi domestik dan memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga, menjaga momentum pemulihan ekonomi,” ujar dia.
Dia menambahkan, di tengah tantangan inflasi dan pertumbuhan global, Indonesia menawarkan proposisi yang menarik bagi investor karena memberi lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan bantalan (buffer) terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Dari sisi pasar modal domestik, Katarina menilai kondisi makroekonomi domestik masih suportif dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi terjaga, dan neraca perdagangan yang kuat.
“Kondisi makroekonomi Indonesia secara relatif juga menarik dibandingkan kawasan lain yang harus menghadapi tantangan lonjakan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga potensi arus dana asing masuk ke pasar saham Indonesia juga masih terbuka,” jelas dia.
Secara bottom-up Katarina menilai kinerja emiten Indonesia yang membaik tahun ini seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang kondusif.
Katarina memprediksi, IHSG dapat mencapai level 7.600 tahun ini dengan asumsi pertumbuhan laba korporasi sekitar 12 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.