BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Flip

Pelaku Startup Wajib Tahu, Ini 4 Kesalahan Manajemen Keuangan yang Kerap Dilakukan Perusahaan

Kompas.com - 22/06/2022, 08:32 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manajemen keuangan merupakan salah satu aspek utama yang harus diperhatikan perusahaan supaya dapat menunjang keberlangsungan bisnisnya. Adapun kegiatan ini terdiri dari perencanaan, pengelolaan, penyimpanan, serta pengendalian dana dan aset yang dimiliki suatu perusahaan.

Dengan pengelolaan uang yang baik, perusahaan dapat menjaga kelancaran arus kas, memaksimalkan keuntungan, serta mengantisipasi risiko bisnis yang dapat muncul.

Meski terlihat mudah, banyak perusahaan masih kesulitan dalam melakukan manajemen keuangan secara baik, khususnya perusahaan yang baru berdiri.

Sebagai contoh, masih banyak pengusaha yang mencampurkan keuangan perusahaan dan pribadi. Akibatnya, pembukuan keuangan menjadi rancu karena sulit dilacak. Hal ini akan menyulitkan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan secara menyeluruh

Lalu, apa saja kesalahan manajemen keuangan yang kerap dilakukan perusahaan? Simak ulasan berikut agar Anda, khususnya pelaku startup, tidak salah langkah.

1. Proses akuntansi berbelit

Perkembangan teknologi membuat pengelolaan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara terintegrasi dalam satu peranti lunak atau software. Meski cara ini memberikan banyak manfaat, banyak perusahaan masih melakukan pencatatan keuangan secara manual.

Padahal, pengelolaan tersebut cenderung menghabiskan banyak waktu dan tidak efisien.

Menurut survei yang dilakukan Censuswide kepada 250 direktur keuangan atau chief financial officer (CFO), tujuh dari sepuluh tim finance menghabiskan waktu rata-rata 10 jam per minggu atau 520 jam per tahun untuk melaksanakan tugas account payable (AP) yang dapat diotomatisasi.

Baca juga: Cara Transfer Antarbank Gratis Melalui Flip

Selain menghabiskan banyak waktu, proses akuntansi secara manual juga rentan terjadi kesalahan akibat human error.

Metode tersebut juga tidak terintegrasi dan hanya bisa diakses oleh satu pihak. Jika pihak lain ingin mengakses, diperlukan persetujuan yang juga memakan waktu. Selanjutnya, data yang terpisah juga cenderung mudah hilang dan rusak.

Bila hal itu terjadi, pekerja finance harus melakukan proses dari awal atau menelusuri jejak transaksi. Hal ini bisa mengganggu produktivitas perusahaan.

2. Kegagalan dan keterbatasan proses transaksi

Transfer uang menjadi salah satu aktivitas bisnis yang sering dilakukan oleh perusahaan, baik untuk melakukan pengadaan barang dan jasa maupun pengiriman dana ke pelanggan atau mitra kerja.

Kegagalan transaksi dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Terdapat berbagai macam penyebab kegagalan transaksi, seperti rekening dormant, nomor rekening salah, serta gangguan sistem. Masalah tersebut kerap dihadapi oleh perusahaan saat memproses volume transaksi tinggi menggunakan solusi konvensional.

Baca juga: Flip Raup Lebih 100 Juta Dollar AS Pendanaan Seri B Putaran Kedua

Terkadang kendala tersebut terjadi di luar jam operasional bank sehingga masalah tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Akibatnya, pekerja finance harus menunggu lama sampai besok.

Jika tak segera diatasi, masalah tersebut dapat merugikan banyak pihak, mulai dari perusahaan sendiri, konsumen, serta mitra.

3. Tidak efisien mengelola biaya transfer

Biaya transfer merupakan salah satu beban operasional yang rutin dikeluarkan perusahaan setiap hari. Sebagai contoh, perusahaan mengeluarkan biaya transfer saat melakukan pembelian barang dari supplier yang memiliki rekening bank berbeda, termasuk juga biaya saat bertransaksi dengan perusahaan dari luar negeri.

Semakin banyak aktivitas transfer dilakukan, maka pengeluaran untuk biaya transaksi juga bertambah besar. Hal ini bisa mengurangi laba perusahaan.

Meski sudah banyak platform yang menyediakan layanan transfer antarbank, faktanya biaya yang dikenakan untuk biaya transfer masih relatif tinggi.

Solusinya, Anda dapat memilih layanan transfer uang yang bekerja sama dengan banyak bank nasional dan bank daerah. Dengan demikian, biaya transfer yang dikeluarkan perusahaan ke rekening bank yang berbeda dapat ditekan.

4. Teknologi pengelolaan keuangan yang tidak mumpuni

Saat ini, penggunaan teknologi digital pada pengelolaan keuangan menjadi keharusan bagi sebuah perusahaan.

Salah satu layanan teknologi keuangan yang sering digunakan perusahaan adalah platform transfer uang. Melalui layanan ini, perusahaan dapat mentransfer uang kepada perusahaan lain hingga ke ribuan konsumen dengan cepat, mudah, dan efisien. Pengiriman uang pun dapat dilakukan, baik untuk transfer uang domestik maupun internasional.

Meski sudah banyak tersedia platform penyedia layanan transfer uang, pengguna masih kerap mengalami masalah saat menggunakan layanan tersebut.

Sebut saja, batasan maksimum transaksi dan pencairan dana per hari, ongkos transaksi yang mahal, waktu operasional yang terbatas di jam kerja, sistem application programming interface (API) yang tidak kompatibel, serta minim dukungan dari penyedia layanan untuk konsumen.

Baca juga: Cara Transfer Antarbank Tanpa Biaya Admin Lewat Flip

Masalah tersebut dapat diatasi dengan memilih platform transfer uang yang kompeten dan sudah dipercaya jutaan konsumen. Salah satu platform tersebut adalah Flip, perusahaan teknologi keuangan Indonesia terkemuka sebagai platform pembayaran konsumen.

Sebagai informasi, Flip menghadirkan layanan Flip for Business yang sudah digunakan lebih ratusan perusahaan terkemuka untuk meningkatkan pertumbuhan, kelancaran, serta mengoptimalkan transaksi keuangan mereka.

Flip for Business menyediakan solusi terintegrasi transfer uang dalam dan luar negeri untuk berbagai kebutuhan transaksi bisnis.

Solusi tersebut berupa sistem otomatis dan real-time dalam satu platform, akses mudah via dasbor yang dapat diakses lewat browser di komputer atau integrasi API, dan fitur andal untuk mencegah salah tujuan transfer atau transfer dobel. Fitur-fitur ini terjamin keamanannya dan terlisensi oleh Bank Indonesia.

Flip for Business dapat mentransfer uang ke 20.000 rekening bank sekaligus hanya dengan beberapa klik. Proses transfer uang pun empat kali lebih cepat ketimbang sistem pencairan konvensional. Selain itu, biaya transfer lebih hemat dan biaya terima uang per transaksi antar bank lebih terjangkau.

Transfer uang untuk transaksi dalam negeri melalui Flip for Business dapat dilakukan dengan tiga langkah mudah.

Pertama, pilih metode input transaksi. Pengguna bisa memilih salah satu input transaksi sesuai kebutuhan, seperti Multi-input, Unggah Excel/CSV, atau Format Daftar Penerima.

Kedua, buat transaksi. Pengguna dapat mengisi data transaksi lalu akun penerima akan diverifikasi secara otomatis oleh sistem.

Ketiga, bayar transaksi. Pengguna bisa memilih dua metode pembayaran yang tersedia, yakni deposit dan transfer bank.

Selain itu, layanan Flip for Business juga ditunjang berbagai fitur canggih, seperti verifikasi untuk mendeteksi akun bank yang tak terdaftar, fleksibilitas limit top-up, pilihan transaksi di luar jam operasional kantor, idempotency key untuk pencegahan transaksi dobel, serta notifikasi ke penerima setelah pembayaran berhasil terkirim.

Layanan Flip for Business dapat digunakan selama 24 jam dan proses pengiriman dana tetap dapat dilakukan real-time. Selain itu, terdapat juga dukungan operasional selama tujuh hari dan 24 jam. Dengan demikian, pengguna dapat mengakses layanan konsumen selama dibutuhkan tanpa terkendala waktu.

Melalui Flip for Business, transfer uang untuk domestik dan luar negeri dapat dilakukan dengan mudah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Flip for Business, Anda bisa kunjungi laman https://flip.id/business.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com