Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Kendaraan Listrik, Bagaimana "After Sales"-nya?

Kompas.com - 22/06/2022, 09:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik belakangan mulai diminati berbagai kalangan. Beberapa perusahaan pembiayaan mulai mendorong kredit kendaraan listrik untuk ditawarkan di tengah masyarakat.

Bukan rahasia lagi, dalam memilih kendaraan, banyak orang yang juga memikirkan harga jual kembali. Hal tersebut menjadi salah satu penentu apakah orang akan mengambil kendaraan jenis tertentu atau tidak.

Lalu bagaimana dengan after sales kendaraan listrik?

Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, after sales dari kendaraan listrik baru akan terihat ketika popularitas kendaraan listrik semakin bertambah.

"Untuk after sales-nya memang kalau banyak penggunanya nanti akan terlihat harganya," kata dia kepada media, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: Bitcoin dkk Kembali Bangkit, Cek Harga Kripto Hari Ini

Sementara itu, Co Founder PT Smoot Motor Indonesia dan Swap Energi Kevin Phang mengatakan, pihaknya masih melakukan edukasi kepada pasar.

Kevin menjelaskan, harga second kendaraan listrik baru akan terbentuk ketika semua masyarakat sudah menjadi pengguna kendaraan listrik.

"Namun, berapa persen bisa cost down dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin, kemungkinan bisa 40 persen, atau sekitar Rp 2 juta untuk motor listrik. Hal tersebut dilihat dari maintenance dan biaya bensin," terang dia.

Ia menambahkan, dengan menggunakan kendaraan listrik seseorang juga turut membantu pemerintah. Pasalnya, menurut dia, pemerintah telah mengeluarkan dana yang besar untuk subsidi energi. Dengan menggunakan kendaraan listrik, subsidi energi dapat dialihkan ke sektor yang lebih krusial, misalnya gas.

Baca juga: Garap Pembiayaan Motor Listrik. BRI Finance Gandeng Smoot Motor Indonesia

Namun demikian, Kevin tak menampik masih terdapat beberapa permasalahan dari kendaraan listrik. Misalnya, motor listrik masih memiliki keterbatasan jarak.

"Motor listrik mungkin sudah ada sekitar 10 tahun di Indonesia, tetapi karena ada keterbatasan jarak jadi belum populer. Kalau semua pakai nanti akan jadi habit baru," terang dia.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah menyediakan banyak swap poin. Saat ini terdapat lebih dari 400 swap poin di seluruh Indonesia.  Sebanyak 300 swap poin ada di kawasan Jabodetabek. Sementara, 100 lainnya tersebar di wilayah Indonesia lainnya.

Adapun, Kevin menargetkan pembiayaan motor listrik melalui BRI Finance dapat mencapai 5.000 unit pada tahun 2022 ini. Produk motor listrik Smoot Tempur milik PT Smoot Motor Indonesia dibanderol seharga Rp 16,5 juta on the road (OTR).

Motor listrik Smoot Tempur dilengkapi baterai lithium berkapasitas 64V 22,5Ah, yang jika terisi penuh mampu menempuh jarak hingga 70 km. Sedangkan mesin motor listriknya berkapasitas 1.500 W, dan mampu melaju dengan kecepatan hingga 60 km per jam.

Baca juga: Ini Langkah Kemenperin untuk Mengakselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com