Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dari Lutfi, Mendag Zulhas Bilang Tak Ada Mafia Minyak Goreng

Kompas.com - 22/06/2022, 10:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas membantah bahwa kenaikan harga minyak goreng atau migor disebabkan adanya ulah mafia (mafia minyak goreng).

Pernyataan Zulkifli Hasan ini berbeda dengan Mendag pendahulunya, Muhammad Lutfi, yang sempat menyebutkan bahwa meroketnya harga minyak goreng salah satunya akibat permainan para mafia.

Lutfi bahkan berjanji akan mengumumkan nama mafia minyak goreng dan menyeretnya ke meja hijau, namun janjinya tersebut belum sempat ditunaikan hingga posisinya sebagai Mendag diganti Zulkifli Hasan. 

Menurut Ketum Partai Amanat Nasional ini, lonjakan harga minyak murni disebabkan karena mekanisme pasar serta adanya keterlambatan pemerintah dalam mengantisipasi gejolak tersebut.

Baca juga: Sederet Kontroversi Zulkifli Hasan saat Jadi Menteri Kehutanan era SBY

"Saya kira tidak (bukan karena) mafia. Ini kan ada kenaikan harga booming. Teman-teman punya CPO langsung jual cepat. Nah ada keterlambatan kita antisipasi, kemudian dia mau dilonggarkan lalu kurang CPO-nya, terlambat gitu," kata Zulhas dikutip dari Tribunnews, Rabu (22/6/2022).

Menurutnya, persoalan minyak goreng ini bisa diselesaikan apabila jalur distribusinya yang terganggu bisa diperbaiki. Ia bilang, dengan strategi yang sudah dipersiapkannya, masalah minyak goreng akan segera selesai dalam waktu dekat.

"Nah, ini yang harus kita urai di mana. Saya sudah tahu sekarang mengapa minyak di pasar-pasar itu. Saya sudah tahu sebab-sebabnya. Sudah kita perbaiki, sudah ada jalan keluarnya," kata Zulhas.

Mantan Menteri Kehutanan di era Presiden SBY itu berujar, kenaikan harga murni akibat di rantai pasok, di mana ada pihak yang sengaja mengambil untung lebih tinggi.

Baca juga: Masa Lalu Mendag Zulhas dan Banyaknya Alih Fungsi Hutan Jadi Sawit

"Ada yang bagian untung lebih bagian yang kayak, ya biasa itu," ungkap Zulhas.

Masalah lainnya, lanjut Zulhas, adalah keterbatasan suplai imbas konflik militer di Ukraina yang mendorong harga energi dan bahan pangan naik secara global.

"Di dunia ada yang 10 persen karena memang 20 negara itu pangannya dilarang ekspor. Belum lagi dampak perang Rusia-Ukraina," beber Zulhas.

"Misalnya tadi kedelai, beras, pakan ternak jagung itu disubsidi Kalau yang lain naik itu ada, kita kan sudah tekan bekerja keras," imbuh dia.

Baca juga: Rumahnya Digeruduk Massa Dimintai Ganti Rugi, Yusuf Mansur Lagi Menuju Mesir

Jurus Zulhas

Zulhas mengaku percaya diri pengalaman yang dimilikinya dapat membantu pemerintah untuk mengatasi persoalan minyak goreng.

Zulhas bilang, ia sudah kenyang asam garam dunia politik dan bisnis. Sehingga ia merasa yakin, masalah minyak goreng, baik kelangkaan maupun harganya yang mahal, bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

"Saya kira background pengalaman saya yang panjang tentu akan banyak membantu nanti segera menyelesaikan ketersediaan minyak goreng di manapun dan harga terjangkau. Itu yang penting," ucap Zulhas dikutip dari Antara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com