Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Resesi, Wall Street Ditutup Melemah

Kompas.com - 23/06/2022, 06:56 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah, Rabu (22/6/2022) waktu setempat. Perdagangan cukup volatile, karena pasar berjuang untuk mempertahankan posisi rebound sebelumnya.

Dalam perdagangan Rabu, sentimen rencana kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif kedepannya untuk menekan inflasi masih membayangi indeks. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 47,12 poin, atau 0,15 persen menjadi 30.483,13. Kemudian, S&P 500 turun 0,13 persen menjadi 3.759,89, dan Nasdaq Composite melemah 0,15 persen menjadi 11.053,08.

Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bak central memiliki keputusan sebagai upaya untuk menekan inflasi yang melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun.

Baca juga: [POPULER MONEY] Batas Usia Pensiun TNI | Kondisi Ekonomi Indonesia

"The Fed memahami kesulitan yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi. Kami sangat berkomitmen untuk menurunkan inflasi, dan kami bergerak cepat untuk melakukannya,” kata Powell kepada Komite Perbankan Senat mengutip CNBC.

Powell menambahkan, The Fed akan tetap di jalurnya sampai melihat ada bukti kuat bahwa inflasi dalam penurunan. Dia juga mengatakan untuk menekan inflasi, namun terbebas dari resesi ekonomi, merupakan hal yang menantang.

Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase minggu lalu dan mengisyaratkan adanya peningkatan lagi pada bulan depan. Sikap bank sentral tersebut yang membuat investor bingung yang khawatir, bahwa bank sentral lebih suka mengambil risiko resesi daripada menanggung inflasi tinggi yang terus-menerus.

“Inflasi tetap menjadi risiko terbesar bagi aset keuangan, dan Jerome Powell telah membuat posisinya sangat jelas, dimana The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi mulai berkurang. Sampai saat itu, reli berkelanjutan untuk aset berisiko sulit dibayangkan,” kata Robert Schein, kepala investasi Blanke Schein Wealth Management.

Baca juga: Cara Pesan Tiket KRL di Aplikasi Gojek Tanpa Kartu Elektronik

Di sisi lain, ekspektasi dari resesi terus membayangi Wall Street minggu ini. Citigroup meningkatkan peluang resesi global menjadi 50 persen, yang merujuk pada data konsumen yang mulai menarik kembali pengeluarannya.

“Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa disinflasi sering membawa biaya yang berarti untuk pertumbuhan, dan kami melihat kemungkinan agregat resesi saat ini mendekati 50 persen,” kata analis Citigroup.

Sementara itu, Goldman Sachs percaya resesi menjadi semakin mungkin untuk ekonomi AS. Hal ini dinilai membaawa risiko yang lebih tinggi pada ekonomi AS kedepannya.

"Kami semakin khawatir The Fed akan merasa terdorong untuk menanggapi secara paksa inflasi utama yang tinggi dan ekspektasi inflasi konsumen, jika harga energi naik lebih jauh, bahkan jika aktivitas melambat tajam," kata analis Goldman Sachs.

Saham energi terpukul karena harga minyak turun di tengah kekhawatiran ekonomi yang lebih lambat akan mengganggu permintaan bahan bakar. Sektor ini berkinerja terburuk pada indeks pasar saham dengan penurunan hampir 4,2 persen.

Saham Marathon Oil dan ConocoPhillips masing-masing ambles 7,2 persen, dan sekitar 6,3 persen. Sementara itu, Occidental Petroleum dan Exxon Mobil turun 3,6 persen dan hampir 4 persen.

Baca juga: Mengapa PNS DKI Jakarta Digaji Lebih Tinggi dari Daerah Lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com