Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APBN Surplus Lagi Rp 132,2 Triliun Pada Mei, Sri Mulyani: Pembalikan yang Luar Biasa...

Kompas.com - 23/06/2022, 18:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surplus lagi sebesar Rp 132,2 triliun pada bulan Mei 2022. Besaran surplus APBN setara dengan 0,74 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, capaian surplus APBN pada Mei lebih besar dibanding bulan April 2022, yang hanya Rp 103,1 triliun atau 0,58 persen dari PDB. Capaian surplus juga lebih baik dibanding Mei 2021 yang kala itu mencatat defisit Rp 219,2 triliun atau 1,92 persen dari PDB.

"Total keseimbangan APBN sampai akhir Mei surplus Rp 132,2 triliun. Bandingkan tahun lalu defisit Rp 219,2 triliun hingga akhir Mei, sekarang sampai Mei kita masih masih positif Rp 132 triliun. Lagi-lagi ini pembalikan yang luar biasa dari kondisi fiskal kita," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/6/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: Setelah 2 Tahun Pandemi, Tantangan Kita Capai SDGs Makin Sulit...

Bendahara negara ini menuturkan, surplus APBN terjadi lantaran belanja negara yang meningkat akibat pemulihan ekonomi yang membaik dan harga-harga komoditas unggulan meningkat. Meski belanja lebih tinggi akibat subsidi energi, penerimaan negara yang lebih tinggi mampu menopang surplus APBN.

Dengan adanya surplus, pembiayaan APBN pun mengalami kontraksi hingga 73,2 persen dari target Rp 868 triliun dalam APBN 2022. Di bulan yang sama tahun lalu, pembiayaan anggaran sudah tembus Rp 310,4 triliun.

"Ekonomi kita sudah makin kuat dengan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor sekarang menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga APBN bisa konsolidasi dan berfungsi sebagai shock absorber, tapi tidak sebagai lokomotif pemulihan ekonomi utama," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Kesal Pemda Lelet, Dana Daerah Rp 200 Triliun Mengendap Sia-sia di Bank

Pendapatan negara

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mencatat, pendapatan negara pada Mei 2022 mencapai Rp 1.070,4 triliun. Pendapatan negara tumbuh sebesar 47,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Mei tahun lalu yang Rp 726,5 triliun.

Secara rinci, penerimaan perpajakan sudah mencapai Rp 846,1 triliun dari target APBN yang sebesar Rp 1.510 triliun. Penerimaan perpajakan ini tumbuh 51,4 persen, lebih tinggi dibanding 49,1 persen pada April 2022.

Penerimaan perpajakan ditopang oleh penerimaan pajak serta kepabeanan dan cukai. Pemerintah mencatat, penerimaan pajak mencapai Rp 705,8 triliun atau tumbuh 53,6 persen (yoy) dari target APBN Rp 1.265 triliun.

Baca juga: Kesal Dana Pemda Mengendap, Sri Mulyani Sindir Gubernur dan Wali Kota: Bapak Ibu Memimpin, Bukan Dituntun Anak Buah...

Adapun kepabeanan dan cukai mencapai Rp 140,3 triliun atau tumbuh 41,3 persen. Capaiannya sudah 57,3 persen dari target APBN Rp 245 triliun.

"Jadi kalau kita lihat di dalam pertumbuhan tahun lalu, pajak tahun lalu tumbuh 3,4 persen, dan tahun ini 53 persen. Bea cukai tahun lalu sudah tinggi 21,6 persen, tahun ini masih tumbuh lagi 41,3 persen," ujar Sri Mulyani.

Untuk PNBP, realisasinya sudah Rp 224,1 triliun, tumbuh 33,7 persen (yoy) dan mencapai 66,8 persen dari target Rp 335,6 triliun.

Besarnya penerimaan membuat Sri Mulyani yakin dan melihat potensi tambahan penerimaan negara sebesar Rp 420 triliun lebih tinggi dari target APBN Rp 1.846,1 triliun.

"Kemungkinan penerimaan kita itu Rp 420 triliun lebih tinggi dari APBN. APBN yang awal hanya Rp 1.846 triliun belum mencerminkan kemungkinan adanya penambahan penerimaan yang berasal dari pemulihan ekonomi yang kuat dan komoditas meningkat," tutur dia.

Baca juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Bakal Dialihkan ke Kompor Listrik, Sri Mulyani: Saya Harus Tanya ke Menteri ESDM...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com