Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Mengenal Samudra Hartanto, Arek Malang Eks Desainer Louis Vuitton yang Populerkan Batik di Paris

Kompas.com - 24/06/2022, 14:56 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Langkah Samudra menapaki Kota Paris bersama Louis Vuitton bermula dari dosen kuliahnya di London, Professor Robert Duffy, yang memperkenalkan Samudra kepada Marc Jacobs. Ini menjadi awal kariernya sebagai perancang busana setelah lulus pada 1996. 

Setelah enam tahun berjalan sebagai desainer muda di Louis Vuitton, Samudra berkesempatan bekerja sebagai asisten desainer di Hermes saat perancang mode asal Paris, Jean Paul Gaultier, menduduki posisi direktur kreatif pada 2003. Samudra kembali menjadi bagian dari karya-karya fesyen keluaran Hermes di era itu. 

Selepas Jean Paul Gaultier meninggalkan Hermes, ia bergabung di rumah mode milik sang desainer tersebut selama 10 tahun sejak 2010. Ia pun tak melewatkan berbagai kesempatan di sana. Terlebih, fesyen sudah mandarah daging dan menjadi passion juga mimpinya. 

“Saya sangat menyukai dunia fesyen. Sebenarnya, saya ingin kembali ke Tanah Air setelah lulus. Namun, ternyata saya langsung direkomendasi ke Kota Paris. Saya berpikir itu merupakan kesempatan emas untuk berkarya di kota pusat mode dunia,” ungkapnya. 

Saat itu, lanjut Samdura, ia hanya merencanakan tinggal selama dua tahun di Prancis. 

Baca juga: Hadir dalam Peresmian Sea Labs, Jokowi: Talenta Digital Indonesia Berkesempatan Belajar dan Berkarya

“Ternyata, sudah hampir 23 tahun saya terlibat dalam karya-karya fesyen brand dunia,” kisahnya. 

Sebagai perancang busana brand kenamaan dunia, Samudra mengaku telah mempelajari banyak hal. Terutama, mengenai pemahaman pada sejarah. 

“Saya selalu ditekankan untuk mengenal sejarah sebelum menciptakan karya. Sejarah inilah yang dijadikan sebagai dasar dalam menciptakan busana. Hal inilah yang masih saya bawa hingga saat ini,” tutur Samudra.

Ingin promosikan budaya Indonesia 

Setelah puas menimba pengalaman sebagai desainer brand tersohor dunia, Samudra mencoba untuk bersolo karier. Pada 2020, ia menjadi konsultan mode dan mengerjakan berbagai proyek personal. 

Kiprahnya itu membawa dirinya terpilih sebagai salah satu desainer dalam pameran Java in Paris yang merupakan kolaborasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Shopee Indonesia, dan KBRI di Paris. 

Baca juga: Kisah Warga Desa Pana di NTT Alami Krisis Air Bersih, Kini Teraliri Harapan Pun Bersemi

Ia diminta untuk memamerkan karya busana wanita di Le BHV Marais, salah satu department store terbesar di Prancis, bagian dari jaringan Galeries Lafayette. 

Seakan tak ingin kehilangan momentum, Samudra langsung menyiapkan desain pakaian dengan kain khas Indonesia.

Bagi Samudra, meluncurkan busana dari kain batik di Paris saat ini merupakan momen yang tepat. Memasuki liburan musim panas di Eropa menjadi kesempatan untuk merancang pakaian ready to wear dengan bahan cotton kain batik. 

“Selain itu, masyarakat Eropa sangat menyukai budaya. Mereka akan antusias mencari tahu jika sudah tertarik pada suatu budaya sehingga dari pakaian batik, ini sekaligus dapat mempromosikan budaya dari negeri tempat kelahiran saya. Saya berharap warga Paris tertarik berkunjung dan berlibur ke Indonesia,” jelasnya. 

Untuk itu, Samudra berharap dirinya dapat terus berkontribusi memperkenalkan Indonesia melalui fesyen di kota pusat mode dunia itu. 

Baca juga: Shopee Bawa UMKM Lokal Go International lewat Pameran di Le BHV Marais Paris

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com