Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Penipuan Bermodus "Soceng", Ini Cara Menghindarinya

Kompas.com - 24/06/2022, 16:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penipuan bermodus "social engineering" atau soceng.

Social engineering merupakan metode penipuan baru yang biasanya dilakukan melalui media sosial atau internet.

Praktik penipuan ini dilakukan dengan cara mengelabui masyarakat untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Belakangan soceng ramai muncul menyasar nasabah perbankan.

Dilansir dari Instagram resmi OJK, @ojkindonesia Jumat (24/6/2022) berikut ini adalah cara melindungi diri dari jebakan soceng alias social engineering.

Baca juga: YLKI Sarankan Layanan COD Dihapus, Ini Respons Tokopedia hingga Shopee

1. Jaga kerahasiaan data pribadi

Jangan pernah memberikan informasi data pribadi kepada siapapun, termasuk kepada oknum yang mengaku sebagai pegawai bank atau formulir undian berhadiah.

Adapaun data pribadi yang dimaksud berupa username atau password aplikasi dan email, PIN, MPIN, kode OTP, nomor kartu ATM, kartu kredit atau kartu debit, nomor CVV, CVC kartu kredit atau debit, nama ibu kandung, dan informasi pribadi lainnya.

2. Waspadai penipu yang mengaku petugas bank 

Biasanya penipu akan menghubungi melalui telepon, email, SMS, atau akun media sosial yang menanyakan data pribadi dengan berbagai modus.

Misalnya, menginformasikan kartu diblokir, ada kenaikan biaya transfer, dan tawaran upgrade tabungan. Biasanya modus tersebut memancing masyarakat untuk panik atau senang dan ujungnya meminta password, PIN, OTP, MPIN, dan data pribadi lain.

Perlu diingat, petugas bank yang asli tidak akan meminta data pribadi.

Baca juga: Beli Minyak Goreng Curah Akan Dibatasi Maksimal 10 Kg Per NIK Per Hari

3. Jangan mengungah data pribadi di media sosial

Jangan pernah menunjukkan foto KTP, nomor rekening, buku tabungan, nomor telepon, nama panggilan, nama ibu kandung, atau data pribadi di media sosial.

4. Cek keaslian telepon, akun media sosial, email, dan website bank

Pastikan hanya menghubungi kontak resmi dari bank. Hati-hati terhadap akun palsu yang mengaku sebagai bank, pastikan keasliannya.

5. Aktifkan Two-factor Authentication

Untuk mencegah pelaku soceng meretas akun, aktifkan two-factor authentication. Hal ini berguna sebagai lapisan keamanan untuk melindungi data dan password.

Pelapisan keamanan ini dapat dilakukan dengan verifikasi biometrik sidik jari, face ID, atau token PIN.

6. Aktifkan notifikasi transaksi rekening dan cek histori rekening secara berkala

Fitur notifikasi akan sangat membantu dalam memantau transaksi keluar yang ada di rekening bank.

Notifikasi ini dapat dikirimkan melalui SMS atau email. Masyarakat juga bisa mengecek histori transaksi yang terjadi dengan menggunakan mobile banking atau internet banking.

Itulah tadi cara melindungi diri dari jebakan social engineering atau soceng dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Soal Cuti Melahirkan 6 Bulan, Ini Kata Kemenaker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com