Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Akademisi

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Menilik Lahirnya Bibit Community Based Enterprise dari Situasi Bencana

Kompas.com - 26/06/2022, 15:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Caecilia Santi Praharsiwi, M.A*

DALAM beberapa waktu belakangan, kita semakin mengenal unit usaha sosial atau social enterprise.

Ini merupakan unit usaha yang lahir dari kesadaran perseorangan atau sekelompok masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan strategi-strategi bisnis.

Jika ditinjau dari semangatnya, unit usaha sosial ditujukan bukan untuk kesejahteraan perseorangan seperti bisnis pada umumnya, tetapi menyasar pada kesejahteraan bersama atau masyarakat dengan memperhatikan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Pemicu lahirnya unit ini bermacam-macam, dimulai dengan kesadaran masyarakat maupun adanya motor penggerak dari pihak luar.

Bahkan, kesadaran ini juga bisa lahir dari kondisi yang memaksa komunitas untuk bergerak bangkit dari situasi yang tidak menyenangkan, salah satunya ketika masyarakat sedang berada pada situasi bencana.

Kondisi ini dialami oleh sekelompok warga di pinggir wilayah Pantai Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Desa Ombo, Kecamatan Sirenja.

Desa ini berada di kabupaten Donggala dan menjadi salah satu desa yang mengalami bencana nasional gempa bumi pada tahun 2018.

Tidak jauh dari Desa Ombo, tsunami menerjang daerah pedesaan dan mengubah tatanan hidup masyarakat setempat.

Ditambah lagi ketika Pandemi Covid-19 memaksa mereka untuk tinggal di rumah dan menghambat laju pertumbuhan perekonomian.

Sehingga bangkit setelah mengalami bencana menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang dihadapkan dengan situasi sosial politik di daerahnya, ditambah lagi wilayah ini jauh dari ibu kota Provinsi.

Tetapi, situasi ini justru melahirkan inspirasi bagi pemuda desa Ombo untuk kreatif mencari solusi agar perekonomian desanya bangkit kembali.

Ighal adalah salah satu pemuda lokal yang menyadari desanya memiliki potensi pertanian jagung untuk dikembangkan secara kolektif bersama dengan warga setempat.

Langkah awal yang dilakukannya adalah bertemu dengan tokoh masyarakat seperti kepala dusun dan pemuka masyarakat untuk menghidupkan kelompok tani “Rahmat Tani” sebagai wadah penggerak perekonomian berbasis komunitas di Desa Ombo.

Ide ini disambut baik, dan ditindaklanjuti dengan mengajak warga setempat terlibat. Namun, ternyata tidak mudah mengajak warga ikut bertani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com