Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Tokenisasi Sukuk untuk Danai UMKM

Kompas.com - 27/06/2022, 09:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

EKSKLUSIVITAS sukuk masih menjadi tantangan bagi pembiayaan UMKM (usaha mikro kecil menengah). Selama ini penerbitan sukuk didominasi korporasi dan pemerintah dengan target utama mendapatkan aliran dana investasi yang besar.

Sayangnya, kebutuhan pendanaan UMKM dan start-up sebagian besar masih belum terpenuhi melalui sukuk karena masih tingginya cost of fund (biaya dana) sukuk. Sementara itu, sumber pembiayaan yang berasal dari perbankan juga dinilai masih relatif mahal dan sulit diakses.

Ironisnya, dengan peran yang begitu besar bagi perekonomian nasional, jumlah UMKM yang memiliki akses keuangan relatif terbatas. Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan, hanya sekitar 30,5 persen persen dari total UMKM terhubung ke pembiayaan perbankan dan 6,1 persen UMKM terhubung ke pembiayaan fintech/lembaga keuangan non bank (LNKB).

Smart Sukuk untuk danai start-up dan UMKM

 

Lemahnya pendanaan menjadi masalah utama yang membayangi perkembangan dan pertumbuhan UMKM. Maka, tokenisasi sukuk melalui penerbitan Smart sukuk memiliki potensi besar untuk mendanai start-up dan UMKM.

Baca juga: Lelang Sukuk Besok, Pemerintah Targetkan Raup Rp 9 Triliun

Smart Sukuk secara khusus bisa menawarkan akses pembiayaan yang relatif lebih baik bagi pelaku UMKM, mengingat sumber dana yang ada saat ini dinilai terlalu mahal dan beberapa di antaranya sulit diakses. Sumber pembiayaan informal yang mayoritas berasal dari mitra bisnis seperti tengkulak, pengepul, atau lembaga keuangan informal memiliki risiko yang relatif tinggi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber permodalan UMKM masih belum mempunyai struktur yang kokoh, terutama masih lemahnya akses sumber pembiayaan formal seperti perbankan. Maka, tokenisasi sukuk melalui blockchain dapat membantu menurunkan biaya penerbitan sukuk sehingga lebih terjangkau untuk UMKM dan lembaga keuangan mikro.

Merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 18/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk, tokenisasi sukuk melalui penerbitan Smart Sukuk membuka berbagai peluang atau skema akses pembiayaan alternatif, khususnya bagi usaha mikro, dengan skema yang sangat ringan dan murah dan sekaligus peluang penguatan pembiayaan syariah di tataran mikro seperti pendanaan UMKM melalui Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau balai usaha mandiri terpadu.

Berdasarkan data Perhimpunan BMT Indonesia, total aset BMT mencapai Rp 12 triliun, total simpanan sebesar Rp 10 triliun dan total pembiayaan BMT sudah mencapai Rp 7,82 triliun.

Penerbitan Smart Sukuk di Indonesia dan penerbitan obligasi di berbagai negara dengan menggunakan blockchain merupakan titik tolak baru dalam perkembangan inovasi dan ceruk baru untuk pendalaman keuangan mikro syariah. Peningkatan inklusivitas layanan keuangan syariah akan lebih mudah dijangkau dan murah, dengan terbukanya akses pendanaan bagi pebisnis dan penggiat usaha syariah, baik individu atau institusi keuangan mikro, khususnya BMT, dan bagi UMKM, khususnya UMKM halal.

Dalam tahap awal tokenisasi sukuk, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Bina Ummah bahkan berhasil menerbitkan Smart Sukuk dengan difasilitasi Blossom Finance melalui teknologi finansial blockchain, dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp 715 juta dan berhasil menyalurkannya untuk 234 pelaku usaha mikro dan kecil.

Hal ini merupakan terobosan besar dalam memanfaatkan instrumen sukuk untuk penguatan keuangan inklusif terhadap UMKM melalui pembiayaan syariah berbasis Smart Sukuk.

Tantangan Smart Sukuk

Walau memiliki peluang yang siginifikan bagi perkembangan keuangan syariah, tantangan implementasi Smart Sukuk secara luas dan legal masih menjadi prioritas yang harus diselesaikan. Diperlukan diferensiasi tata kelola secara khusus yang mampu menjadi kerangka acuan bagi implementasi Smart Sukuk untuk kemudian dikembangkan dan dimanfaatkan, tidak hanya dalam kerangka pemanfaatan dalam skala mikro.

Saat ini, dalam tataran Smart Sukuk sebagai bentuk pembiayaan mikro, linkage program dengan institusi keuangan yang lebih besar dari BMT atau institusi lainnya tampaknya merupakan hal terdekat yang bisa dilakukan. Lebih jauh, penggunaan Smart Sukuk juga membuka kemungkinan untuk dieskalasi sebagai sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Cara Beli Sukuk Wakaf Ritel SWR003

Tokenisasi sukuk juga dinilai akan meningkatkan literasi digital keuangan syariah di kalangan milenial Indonesia, sebagaimana potensi tekfin dalam peningkatan literasi keuangan secara umum. Hal ini setidaknya dapat meningkatkan literasi keuangan di Indonesia dengan mempertimbangkan relatif besarnya pertumbuhan angka pengguna internet dan penetrasi internet di Indonesia.

Maka, untuk memperkuat instrumen Smart Sukuk terhadap pembiayaan UMKM, diperlukan kebijakan-kebijakan yang cermat guna mendapatkan hasil yang optimal untuk pendalaman sektor keuangan syariah melalui tokenisasi sukuk.

Pertama, memperjelas koridor bisnis Smart Sukuk beserta skema atau akad-akadnya, serta mendudukkan peran dan fungsi dari masing-masing stakeholder dengan jelas dan sesuai dengan fitur tekfin dan karakter sukuk itu sendiri. Hal ini diperlukan guna memastikan efektivitas kegiatan urun dana dan minimalisasi biaya transaksi penerbitan sukuk untuk skala mikro.

Kedua, mengakomodasi linkage program dalam proses bisnis Smart Sukuk yang didukung dengan penyesuaian kerangka regulasi yang ada dalam sistem keuangan syariah. Linkage program tersebut juga disertai pengaturan yang membuka peluang plafon pembiayaan yang lebih besar serta tenor pembiayaan yang lebih lama.

Ketiga, pengembangan Smart Sukuk dapat diarahkan untuk membuka ruang perdagangan Smart Sukuk sebagai aset, baik secara lokal maupun internasional, dan membuka keran investasi bagi UMKM di berbagai klaster halal sebagai bentuk kanalisasi pembiayaan terhadap industri atau UMKM halal.

Keempat, memberikan insentif perpajakan bagi penyedia jasa layanan keuangan tekfin Smart Sukuk dalam rentang waktu tertentu sampai industri tekfin Smart Sukuk cukup matang untuk perlakuan perpajakan.

Kelima, memberikan batasan-batasan dan kekuatan pengawasan guna memitigasi atau menekan risiko-risiko yang melekat dan mengurangi sebanyak mungkin risiko moral hazard pada Smart Sukuk.

Keberadaan Smart Sukuk dan peluang pengembangannya ke depan akan memperlebar akses pembiayaan bagi UMKM. Begitu pentingnya posisi UMKM dalam perekonomian membuat aspek pembiayaan dalam rangka pengembangan UMKM dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi menjadi penting.

Smart Sukuk diharapkan mampu menjadi solusi akses pembiayaan melalui instrumen keuangan syariah dalam upaya pengembangan UMKM mengingat perkembangan tekfin menjadi salah satu alternatif bagi UMKM dalam mendapatkan pendanaan yang lebih luas dan inklusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com