Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Ramal Resesi AS Tak Terhindarkan dan Dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 27/06/2022, 10:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Forbes

NEW YORK, KOMPAS.com – Salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk memprediksi bahwa resesi akan menimpa ekonomi AS dalam waktu dekat. Kekhawatiran CEO Tesla itu juga diungkapkan oleh beberapa pemimpin bisnis top lainnya.

Kekhawatiran akan resesi, menyeruak, menyusul kebijakan Federal Reserve yang baru-baru ini menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga juga akan dilakukan secara agresif untuk menekan inflasi.

Resesi tidak terhindarkan, dan resesi lebih mungkin terjadi dalam waktu dekat,” kata Musk saat berbicara di Forum Ekonomi Qatar mengutip Forbes.

Baca juga: Elon Musk Ungkap Pabrik Baru Tesla Rugi Miliaran Dollar AS, Ini Sebabnya

Sebelumnya, dalam email internal kepada para eksekutif Tesla, Musk mengatakan dia memiliki kekhawatiran tentang ekonomi yang terjadi saat ini. Hal inilah yang menjadi sebab kebijakan PHK di Tesla.

Forbes mencatat, 76,1 persen CEO percaya, mereka akan menghadapi resesi sekitar akhir tahun 2023 di wilayah operasi mereka. Survei tersebut, dilakukan oleh kelompok riset bisnis Conference Board pada bulan Mei, atau sebelum kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve, yang meningkatkan kekhawatiran tentang resesi.

CEO Morgan Stanley James Gorman juga mengungkapkan kekhawatirannya akan resesi. Gorman mengatakan, peluang resesi yang terjadi 50:50, dengan tingkat yang cukup dalam dan waktu yang panjang.

Sementara itu, CEO JP Morgan Jamie Dimon, juga menyebutkan resesi sebagai badai ekonomi yang dipicu oleh perang Ukraina dan inflasi AS yang tinggi. Dimon mengatakan, bank-nya saat ini sedang mempersiapkan pilihan yang terburuk jika resesi terjadi.

Hal senada disampaikan juga oleh CEO Wells Fargo Charles Scharf yang mengakatan akan sulit untuk menghindari resesi. Namun ia memperkirakan resesi tidak terjadi dalam waktu dekat ini.

Pekan lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke kisaran target 1,5 persen hingga 1,75 persen. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi dalam 28 tahun terakhir. Di sisi lain, inflasi pada bulan Mei juga masih cukup tinggi yakni 8,6 persen atau tertinggi dalam 40 tahun.

Baca juga: Elon Musk Ancam Batalkan Akuisisi Twitter, Ini Alasannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com