JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2023.
Persetujuan ini dilakukan bersama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam rapat pada Senin (27/6/2022).
"Terhadap berbagai hasil panitia kerja, apakah disetujui?," kata Ketua Banggar Said Abdullah kepada para anggota rapat, disusul dengan persetujuan para anggota.
Baca juga: 240.944 Hewan Ternak Terjangkit PMK, 78.626 Ekor di Antaranya Sudah Sembuh
Said menuturkan, asumsi dasar ekonomi makro, rancangan penerimaan dan belanja negara disusun saat kondisi ekonomi dan politik dunia diliputi ketidakpastian yang tinggi.
Namun, asumsi-asumsi itu harus disusun dengan tetap mengedepankan kehati-hatian. Adapun tema kebijakan fiskal pada tahun 2023 adalah peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Said menuturkan, RAPBN diarahkan untuk mencapai reformasi fiskal yang komprehensif melalui optimalisasi pendapatan, serta penguatan,efisiensi, dan keberlanjutan kualitas belanja.
“Tantangan tidak mudah. Tadi diwanti-wanti oleh menteri keuangan yang dihadapi kita tidak mudah, jadi asumsi makro yang diputuskan ini belum tentu seperti ini dalam nota keuangan,” jelas Said.
Baca juga: Ekonom Nilai Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi Mempersulit Konsumen dan Pedagang
Supaya lebih jelas, berikut ini asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2023:
1. Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen (yoy) - 5,9 persen (yoy).
2. Inflasi 2,0 persen (yoy) - 4,0 persen (yoy).
3. Nilai tukar rupiah Rp 14.300 per dolar AS - Rp 14.800 per dolar AS.
4. Tingkat bunga SUN 10 tahun 7,34 persen - 9,16 persen.
5. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) 90 dollar AS per barrel - 110 dollar AS per barrel.
6. Lifting minyak bumi 660.000 barel per hari - 680.000 barel per hari.
7. Lifting gas bumi 1,05 juta - 1,15 juta barel setara minyak per hari.
Baca juga: Mulai Disosialisasikan, Begini Cara Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi
1. Pendapatan negara, 11,19-12,24 persen.
2. Belanja negara dengan rasio 13,80-15,10 persen.
3. Defisit dengan rasio 2,61-2,85 persen dari PDB.
4. Rasio utang hingga akhir tahun sebesar 40,58-42,35 persen.
Baca juga: Ini Alasan Nadiem Makarim Minta Kampus Bentuk Dana Abadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.