Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan ke Depan, Pasar Saham dan Obligasi Diproyeksi Tetap Fluktuatif

Kompas.com - 27/06/2022, 17:37 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada pekan lalu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga di level 3,5 persen. Hal ini berbeda dengan tren bank sentral global lainnya yang justru menaikkan suku bunga acuan.

Infovesta Utama dalam laporan mingguannya yang dirilis Senin (27/6/2022) justru menilai pasar merespons positif langkah BI tersebut. Hal ini tercermin dari kinerja IHSG yang menguat 1,53 persem dalam sepekan terakhir.

“Kami melihat dengan kondisi inflasi yang masih terkendali, Bl belum akan menaikkan tingkat suku bunga hingga semester II-2022,” tuils Infovesta Utama dalam risetnya.

Selain itu, Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II akan berada di kisaran 4,8 persen hingga 5,3 persen (YoY) sejalan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi yang masih kuat.

Baca juga: Putra Sulung Erick Thohir Diangkat Jadi Komut di Mahaka Media

Diperkirakan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022 adalah tren penguatan ekonomi saat masa Ramadhan dan Lebaran serta aktivitas produksi dan konsumsi yang masih ekspansif.

Namun di tengah ancaman global saat ini, Infovesta Utama menyebut pasar sebaiknya tetap mewaspadai risiko stagnasi dan inflasi global yang terjadi di berbagai negara yang akan menyebabkan perlambatan ekonomi. Selain itu, pengetatan moneter The Fed dalam rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan bulan depan juga patut diwaspadai.

Di tengah ancaman kondisi ekonomi global saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia justru kembali meningkat. Namun, Infovesta Utama melihat bahwa hal tersebut belum akan mempengaruhi mobilitas masyarakat sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar saham maupun obligasi.

Hanya saja, kondisi pasar obligasi dinilai masih akan bergerak fluktuatif hingga akhir tahun sejalan dengan pengetatan moneter The Fed. Pasalnya, kenaikan suku bunga The Fed akan memicu naiknya yield US Treasury sehingga spread dengan SBN juga semakin menyempit.

“Ini akan mempengaruhi berkurangnya minat investor. Namun dengan berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah saat ini, tekanan di pasar obligasi sudah mulai berkurang,” imbuh Infovesta Utama.

Baca juga: Jumlah Kantor Cabang Kian Menyusut, Bagaimana Nasib Karyawan Bank?

Sejalan dengan situasi kondisi pasar saat ini, Infovesta Utama melihat kinerja reksadana saham sedang dalam kondisi yang fluktuatif sehingga investor sebaiknya tetap waspada terhadap situasi global yang sedang volatile saat ini.

Investor yang tetap ingin berinvestasi di pasar saham disarankan dapat berinvestasi di reksadana berbasis indeks yang terdiri dari saham-saham pilihan sesuai dengan kriteria indeks.

Setali tiga uang, kinerja reksadana pendapatan tetap juga diyakini berada dalam kondisi yang fluktuatif.

“Kami menyarankan investor agar tetap waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga the Fed bulan depan yang mempengaruhi pergerakan pasar obligasi,” tutup Infovesta Utama. (Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli)

Baca juga: DPR dan Pemerintah Sepakati Postur RAPBN 2023, Berikut Rinciannya

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pasar Saham dan Obligasi Diproyeksi Masih Akan Fluktuatif dalam Sebulan ke Depan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com