NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street berakhir merah pada penutupan perdagangan, Selasa (28/6/2022) waktu setempat. Penurunan wall street terjadi setelah rilis data kepercayaan konsumen yang turun menjadi 98,7, dibanding sebelumnya 103,2 pada Mei.
Dow Jones Industrial Average turun 491,27 poin, atau 1,56 persen, menjadi 30.946,99. S&P 500 melemah 2,01 persen pada level 3.821,55. Sementara itu, Nasdaq Composite turun paling dalam, 3 persen ditutup pada 11.181,54.
Selama jam perdagangan, pasar gagal mempertahankan rebound dari posisi terendah di pasar yang bearish. Kekhawatiran resesi juga meningkat akhir-akhir ini karena Federal Reserve mencoba untuk memerangi lonjakan inflasi dengan kenaikan suku bunga secara agresif.
"Saat ini ekonomi masih positif, namun kepercayaan konsumen dan kondisi keuangan (terutama suku bunga) menunjukkan adanya perlambatan ekonomi ke depan. Jika terhindar dari resesi maka pasar saham bisa terbantu, namun jika masuk ke dalam resesi maka, akan berada pada posisi terendah tahun ini,” kata Chris Zaccarelli, kepala investasi untuk Aliansi Penasihat Independen seperti dikutip dari CNBC.
Baca juga: Mengekor Wall Street dan Bursa Asia, IHSG dan Rupiah Pagi Melemah
Sejauh ini, Wall Street masih belum mencapai titik terendahnya, para investor masih mencari posisi terendah pasar dan berharap ada reli pada pekan lalu bisa bertahan di pekan ini.
Walau demikian, Chris Verrone, analis teknis di Strategas mengatakan tidak ada katalis yang pasti untuk mendorong pasar rebound.
“Hal yang sulit adalah mengevaluasi perbedaan antara pemantulan di pasar bearish dan di awal kenaikan. Ini mengesankan, sebagian besar pergerakan dalam konteks, tetapi ini belum menandakan peningkatan yang signifikan,” ujar Verrone.
Baca juga: Elon Musk Ramal Resesi AS Tak Terhindarkan dan Dalam Waktu Dekat