Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Habibah Auni
Social Media Specialist di PT Increasink Bersama Indonesia

Habibah Auni adalah buruh di industri kreatif yang senang menulis esai dan mengamati isu terkini terkait autisme, branding, dan jurnalisme

Iklan Berorientasi Agama dan Pentingnya Etika Periklanan

Kompas.com - 29/06/2022, 10:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam konteks ini, iklan “You don’t have to be Jewish” menjadi salah satu contoh yang baik.

Meski mencantumkan agama Yahudi dalam materi promosinya, iklan ini berhasil mendapatkan pujian dan antusiasme dari seluruh masyarakat kota New York — lokasi penargetan iklan tersebut.

Alasannya pun sederhana; karena iklan tersebut tidak menyinggung nilai dan keyakinan New York.

Produk yang dipromosikan, yaitu roti, dikonsumsi oleh seluruh kalangan tanpa terbatas sekat-sekat budaya tertentu.

Selain itu, perdebatan agama pada masa pengiklanan konten promosi tersebut berjalan tidaklah seintens sekarang.

Mau diakui atau tidak, periklanan menjadi sangat efektif dalam menyampaikan pesannya ketika sesuai dengan karakteristik dan preferensi audiens.

Masyarakat juga punya peran penting dalam mengontrol iklan berorientasi agama yang diterbitkan oleh merek-merek.

Selain karena akan menjadi calon konsumen dari produknya merek, dengan cara ini masyarakat dapat memastikan, apakah merek sudah menaati etika periklanan atau belum dalam membuat dan menyebarluaskan konten promosi.

Diakui atau tidak, kontrol paling efektif memang datang dari masyarakat selaku konsumen aktif sekaligus penduduk tetap semesta sosial.

Dengan begitu, merek-merek di masa mendatang dapat lebih berhati-hati tatkala memutuskan untuk menjadikan agama sebagai konten.

Supaya tidak sekadar mementingkan profit untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok, tetapi lebih berfokus pada menjaga keharmonisan dan kebersamaan masyarakat sebagaimana hakikat iklan seharusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com