Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Segera Evaluasi Penerbangan Nasional

Kompas.com - 30/06/2022, 10:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MASYARAKAT menjerit akibat tingginya harga tiket pesawat, seperti disampaikan oleh Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno.

Namun di sisi lain, Presiden Direktur Lion Air Group Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, menyatakan dalam kondisi ini maskapai masih tidak bisa untung.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI pada 28 Juni lalu, Daniel menyatakan kurs dollar AS yang tinggi menyebabkan biaya perawatan dan harga avtur melonjak tinggi.

Baca juga: Sulit Dapat Untung, Lion Air Minta Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Dinaikkan

Juga ada inefisiensi layanan di bandara dan navigasi yang memengaruhi operasional penerbangan sehingga waktu tempuh pada rute-rute tertentu menjadi lebih lama dan memerlukan bahan bakar lebih banyak.

Padahal bahan bakar avtur ini mempunyai porsi sekitar 35 persen dari biaya operasional penerbangan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah seharusnya jika harga tinggi maka produsen akan mendapatkan untung?

Perlukah evaluasi total terhadap penerbangan nasional untuk mengetahui akar masalah dan memperbaikinya?

Penerbangan sarat dengan aturan dan kebijakan pemerintah, baik yang dibuat sendiri maupun adopsi dari aturan internasional.

Mulai dari keselamatan, keamanan, bisnis hingga sumber daya manusia semua diatur pemerintah.

Pengaturan bisnis, misalnya, pada tarif, flight approval, rute, slot dan frekuensi penerbangan.

Jadi bola panasnya sekarang ada di pemerintah. Pemerintah tidak lagi bisa memakai paradigma lama yang menganggap penerbangan hanya untuk masyarakat kelas menengah ke atas.

Karena saat ini penerbangan merupakan kebutuhan vital bagi seluruh masyarakat, mengingat penduduk Indonesia tersebar di ribuan pulau yang efektif dihubungkan dengan penerbangan.

Pemerintah juga harus selalu tanggap dan terus melakukan inovasi terkait aturan penerbangan.

Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), penerbangan sangat rentan terpengaruh krisis yang terjadi, baik di internasional maupun nasional atau istilahnya perennial crisis.

Jika terjadi krisis terkait ekonomi, politik, perang, penyakit dan sebagainya, akan berdampak krisis pula pada penerbangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com