Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Jalan Panjang Menuju Entrepreneurial University

Kompas.com - 01/07/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

PROGRAM Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek telah menempatkan kegiatan kewirausahaan sebagai salah satu pilihan mahasiswa untuk berkegiatan di luar kampus dengan bobot maksimal 20 SKS selama satu semester.

Mahasiswa yang memiliki minat yang besar pada bidang kewirausahaan diberikan kesempatan selebar-lebarnya untuk menyalurkan hasrat untuk berbisnis.

Tanpa memandang dari bidang studi apa mereka berasal, aktivitas kewirausahaan menjadi pilihan menarik untuk dijalankan.

Kegiatan kewirusahaan telah membuka sekat-sekat antarmahasiswa dari berbagai program studi untuk berkolaborasi.

Kelompok-kelompok bisnis yang personelnya terdiri atas beragam disiplin ilmu akan menjadi tim yang solid dan lengkap.

Kewirausahaan sebagai mindset

Sejatinya kewirausahaan tidak hanya sekadar kegiatan yang dijalankan selama satu semester, tetapi menjadi dasar kerangka berpikir (mindset) bagi segenap sivitas akademika untuk beraktivitas.

Karakter yang inovatif, proaktif dan pengambilan risiko yang terkalkulasi menjadi pijakan kuat dalam bertindak.

Kewirausahaan sebagai kerangka berpikir tidak selalu mendorong mahasiswa untuk menjadi wirausaha, namun dapat berperan sebagai profesional yang memiliki jiwa yang bersifat kewirausahaan (entrepreneurial).

Karakter inovatif dan proaktif tidak hanya dibutuhkan wirausaha, tetapi juga beragam profesi yang senantiasa berkompetisi untuk meraih keunggulan.

Kampus bisa memilih peran sebagai yang “berjiwa” kewirausahaan atau yang benar-benar kewirausahaan (entrepreneurial university).

Biasanya kampus yang menjadikan kewirausahaan sebagai “jiwa” akan menempatkan kewirausahaan di posisi sentral. Aktivitas mahasiswa berwirausaha di kampus mendapatkan perhatian khusus.

Proses menuju entrepreneurial university

Jalan menjadi kampus yang sungguh entrepreneurial tidak diperoleh hanya dengan mengumandangkan bahwa kegiatan kewirausahaan telah dijalankan.

Terdapat tiga tahap, seperti dikemukakan Jansen dan kawan-kawan (2015) dari Utrech University, Belanda, yang disebut sebagai Student Entrepreneurship Encouragement Model (SEEM).

Tahap pertama adalah edukasi. Pada tahap ini pihak kampus harus menyediakan staf dan fasilitas yang mendukung kewirausahaan. Ini syarat pertama yang harus dipenuhi.

Personel yang berjiwa kewirausahaan harus disiapkan dan fasilitas pendukung telah tersedia.
Kampus juga memilih dan mengangkat role models yang dapat dijadikan panutan bagi segenap warga kampus tentang kewirausahaan yang sukses.

Bukan justru sebaliknya, mengekspos tentang sulitnya berwirausaha dan kegagalan yang menghantui.

Di tahap ini juga mata kuliah pendahuluan kewirausahaan ditawarkan kepada mahasiswa. Biasanya dikenal sebagai Dasar-Dasar Kewirausahaan atau Pengantar Kewirausahaan. Hampir seluruh kampus di Indonesia telah menawarkan mata kuliah ini.

Kedua, tahap stimulasi. Pada tahap ini pihak kampus mendukung pembentukan tim pendiri bisnis dari mahasiswa.

Kampus juga menyediakan mekanisme untuk validasi ide bisnis dan pitching idea. Mahasiswa didorong untuk mencurahkan ide-ide bisnis yang kreatif dan inovatif.

Selanjutnya mereka diarahkan pada penyusunan model dan rencana bisnis yang dapat dieksekusi dengan segera. Mahasiswa juga didorong untuk mampu mengembangkan protoype bisnis.

Ketiga, inkubasi. Kampus menjadi sarana untuk mempertemukan mahasiswa wirausaha dengan wirausaha sesungguhnya agar mereka dapat bekerja sama dan membuka peluang untuk memperluas jejaring.

Penyediaan ruang kerja bersama menjadi keniscayaan. Di sinilah proses mentoring untuk start-up terjadi.

Berbagai kompetisi rencana bisnis atau model bisnis diselenggarakan sebagai pemanis agar mahasiswa makin bersemangat.

Namun yang sangat berperan adalah penyelenggaraan program akselerasi bisnis dan penyediaan pembiayaan bagi bisnis mahasiswa.

Cikal bakal bisnis yang disemai dari kampus hingga menjadi bisnis yang hadir di tengah masyarakat dapat dilahirkan melalui proses ini.

Memang, untuk menjadi kampus yang “real entrepreneurial”, tidak sekadar menjadikan kewirausahaan sebagai atribut untuk meramaikan program kewirausahaan pemerintah, atau mengikuti tren semata harus dirancang secara sistematis dan serius.

Ada tahap berjenjang yang mesti dijalani. Sepertinya mudah tapi kadang terjal, dan tidak sedikit yang merasa tak jelas kapan akan sampai.

*Frangky Selamat, Dosen Tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com