Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Investasi di "Peer to Peer Lending"? Calon "Lender" Harus Tahu Ini

Kompas.com - 01/07/2022, 13:43 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Financial technology (fintech) peer to peer lending tidak hanya menyediakan pendanaan bagi masyarakat yang membutuhkan. Platform ini juga dapat menjadi tempat untuk masyarakat berperan sebagai investor dengan menjadi lender (pemberi pinjaman).

Nantinya, lender yang meminjamkan dananya kepada masyarakat yang membutukan pendanaan akan memperoleh imbal hasil.

Pemberi pinjaman atau lender dari P2P lending dapat menjadi sarana untuk masyarakat mendiversifikasikan pendanaannya. Hal ini sekaligus dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meraup keuntungan.

Baca juga: Kinerja Fintech Lending Masih Tertekan, Ini Penyebabnya

P2P Lending sendiri dapat berarti interaksi langsung antara dua pihak. P2P Lending merupakan suatu sistem (platform) yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower) secara online.

Dalam P2P, peminjam akan dikenakan bunga setiap bulan. Dengan kata lain, peminjam harus membayar pokok pinjaman, beserta bunga sesuai dengan tenor.

Dari situlah, investor atau lender akan memperoleh imbal hasil atau return setiap bulan atau setiap tahun, tergantung kesepakatan.

Pendapatan yang akan diterima lender biasanya akan dihitung berdasarkan persentase bunga yang telah disepakati.

Baca juga: OJK Batasi Pendanaan Fintech dari Super Lender, Begini Dampaknya ke Perbankan

Dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, lender yang sudah mengalokasikan uang melalui P2P lending tidak dapat sewaktu-waktu menarik uang yang telah ditaruh. Terdapat kemungkinan peminjam dana atau borrower mengalami gagal bayar.

Untuk itu dalam memberikan pinjaman di platform fintech lending, calon lender harus memastikan untuk tidak menaruh dananya hanya pada satu peminjam, tetapi kepada beberapa peminjam. Hal ini semata-mata untuk mengurangi terjadinya risiko.

Informasi yang diberikan P2P Lending ke Lender

Platform fintech lending biasanya akan memberikan informasi risk grade (tingkat risiko) yang ditentukan oleh platform P2P lending. Dengan demikian, lender dapat mempertimbangakan dengan baik sebelum memberikan pinjaman.

Tidak perlu khawatir, lender juga akan mendapatkan informasi terkait perhitungan biaya dan bunga, serta indormasi kinerja lainnya pada laman situs resmi penyelenggara fintech lending.

Transparansi data ini menjadi penting sebagai bahan pertimbangan dan penilaian risiko secara mandiri bagi lender sebelum memutuskan memberikan pinjaman kepada borrower.

Baca juga: Aturan Baru Fintech P2P Lending Segera Keluar, Simak Poin-poin Pentingnya

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com