Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insurtech Bakal Dongkrak Penetrasi Asuransi, Kenapa?

Kompas.com - 01/07/2022, 18:08 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, adanya jarak antara inklusi dan literasi asuransi dapat diatasi dengan adanya insurance technology (insurtech).

Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI Wiroyo Karsono menyebut, kehadiran insurtech dapat mengatasi masalah tersebut.

"Insurtech membantu penetrasi asuransi ke masyarakat yang lebih luas. Dengan teknologi, ternyata tingkat jangkauan (insurtech) luar biasa," kata dia dalam media gathering di Bandung Jawa Barat, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Dukung Penetrasi Asuransi, Perusahaan Harus Fokus ke Produk-produk Mikro

Ia menambahkan, saat ini kurang lebih terdapat 10 insurtech di Indonesia. Insurtech sendiri di Indonesia awalnya berperan sebagai agregator. Kemudian, insurtech mulai menjalin kerja sama dengan e-commerce misalnya dengan Shopee dan Tokopedia.

"Banyak premi yang mereka dapat dari sana. Ternyata dengan jumlah transaksi yang besar, premi (insurtech) cukup besar. Itu salah satu pertumbuhan awal insurtech," urai dia.

Lebih lanjut, Wiroyo membeberkan terdapat salah satu perusahaan insurtech yang baru beroperasi selama 5 tahun, tetapi mampu mengumpulkan premi senilai Rp 1 triliun.

"Padahal untuk perusahaan asuransi konvensional untuk mencapai Rp 1 triliun itu 10 tahun juga belum tentu bisa," tutur dia.

Meskipun demikian, premi yang dihitung perusahaan insurtech tersebut berpotensi juga dihitung dua kali. Pasalnya, premi tersebut selain diakui oleh platform insurtech juga diakui oleh perusahaan asuransinya.

Baca juga: Insurtech Bantu Penetrasi Asuransi di Tengah Pandemi

Adapun, valuasi insurtech dipandang lebih besar dibandingkan valuasi perusahaan sendiri.

"Hal ini tentunya mendorong temen di industri asuransi cepat bertransformasi secara culture mindset, supaya tidak tergilas insurtech tersebut," tegas dia.

Senada, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon bilang, industri asuransi masih memiliki banyak peluang untuk bertumbuh.

Salah satu peluangnya adalah dengan menambah kanal distribusi, misalnya dengan insurtech.

"Kami percaya semua ada keterbatasannya. Produk yang ditawarkan insurtech tidak sebanyak produk yang bisa ditawarkan dengan face to face," ungkap dia.

Ia menjabarkan, pemain digital insurance harus menyediakan produk yang sederhana. Sedangkan, dari sisi uang pertanggungan atau manfaat yang diterima juga mungkin tidak dapat terlalu besar.

"Jadi saling melengkapi, kami menyambut baik dengan apapun yang dapat meningkatkan kesadaran berasuransi," tutup dia.

Sebagai informasi, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, tingkat penetrasi industri asuransi jiwa hanya sebesar 1,2 persen dari rasio pendapatan premi terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sementara, ketika dibandingkan dari sisi tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk rasionya hanya sebesar 7,8 persen.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Insurtech di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com