Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Membeli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi...

Kompas.com - 02/07/2022, 13:13 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengeluarkan kebijakan membeli minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Sejak 27 Juni 2022 yang lalu pun pemerintah telah melakukan sosialisasi transisi pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Sosialisasi ini sudah berlangsung dan ditargetkan sosialisasinya terus dilakukan hingga 2 pekan ke depan.

Adapun pasar yang sudah menerapkan pembelian minyak goreng menggunakan aplikasi tersebut baru hanya Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi, Pedagang Pasar Kramat Jati: Alhamdulillah Banyak yang Pakai

Kompas.com mencoba untuk membeli minyak goreng menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Lantaran titik-titik penjualan migor curah menggunakan PeduliLindungi masih terbatas, saya harus menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam dari tempat tinggal ke Pasar Kramat Jati.

Sesampainya di sana, Kompas.com langsung menyusuri beberapa warung kelontong yang menjual minyak goreng curah murah yang menggunakan PeduliLindungi. Namun ternyata tidak semua warung yang menjual minyak goreng curah pakai PeduliLindungi.

Misalnya Anwar salah satu pedagang di Pasar Kramat Jati. Dia mengaku, dirinya enggan menjual minyak goreng menggunakan PeduliLindungi lantaran sudah mendapatkan banyak keluhan dari konsumennya jika menggunakan aplikasi.

Akhirnya mau tak mau dirinya lebih memilih untuk menjual minyak goreng curah murah dengan cara seperti biasa.

"Yah kayak biasa saja. Enggak harus pakai scan-scan itu (PeduliLindungi). Kalau ada yang mau beli yah tinggal beli. Toh saya juga ngasih harga sesuai pemerintah kan yang Rp 14.000 per liter. Konsumen saya bilang kalau pakai itu ribet banget soalnya, banyak yang ngeluh itu konsumen saya, jadi yah saya enggak buat. Kayak biasa saja," ujarnya, Jumat (1/7/2022).

Tak jauh dari warung milik Anwar, saya pun bergeser ke Toko Japang.

Sejauh mata memandang, mata saya langsung tertuju ke Toko Japang yang bagian depan warung terpampang poster kira-kira berukuran A6. Dalam poster tersebut tersedia barcode PeduliLindungi yang dibubuhi dengan nama tokonya.

Sudah bisa dipastikan Toko Japang milik Agus sudah menerapkan pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Sudah, sudah semingguan dipasang. Sudah banyak juga yang makai," kata Agus.

Saya pun menyodorkan uang Rp 14.000 kepada Agus yang rencananya ingin membeli minyak goreng curah 1 liter.

Agus meminta saya untuk memindai barcode yang dipampangkan di depan lewat aplikasi PeduliLindungi.

Baca juga: Era Jokowi: Beli Migor Pakai PeduliLindungi, Beli BBM Pakai MyPertamina

Saya pun mengeluarkan ponseldan membuka aplikasi Pedulindungi. Lalu langsung menekan menu Check-in dan mengarahkan kamera ponsel ke arah barcode yang ditempelkan di dinding toko.

Tak sampai 5 detik, di layar ponsel muncul halaman "Check-in Berhasil" dengan warna hijau.

Artinya saya bisa membeli minyak goreng curah seharga Rp 14.000 per liter di Toko Japang.

"Kalau hijau berarti bisa itu. Tapi kalau merah artinya enggak bisa, karena sudah beli 2 kali. Kan aturannya satu aplikasi satu orang dalam sehari," sebut Agus.

Pada halaman tersebut juga diinformasikan detail alamat warung atau toko tempat konsumen membeli minyak goreng curah. Kemudian dipangpangkan juga tanggal pembelian hingga waktu pembelian.

Setelah berhasil memindai barcode PeduliLindungi, minyak goreng curah yang dibungkus menggunakan plastik bening tersebut pun berpindah tanggan.

Iseng, saya mencoba untuk memindai ulang barcode PeduliLindungi. Ternyata, hasil pindaian menunjukkan layar merah dengan tulisan "Maaf, Anda tidak dapat masuk".

"Nah kalau merah berarti sudah enggak bisa beli lagi karena sudah beli di awal. Memang ada tandanya, kalau hijau kami layani beli minyak gorengnya tapi kalau merah yah maaf enggak bisa kami layani. Terbatas kan soalnya," imbuh Agus.

Baca juga: Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi, YLKI: Itu Konyol...

Agus menjelaskan, pelanggan yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi didominasi oleh ibu rumah tangga yang masih muda karena sudah melek teknologi. Sementara pelanggan yang sudah lanjut usia lebih memilih untuk membeli minyak goreng menggunakan NIK.

"Kalau ibu-ibu atau orang tua pada nggak ngerti cara pakainya. Jadi kebanyakan kalau orang tua pakainya KTP. Kalau orang muda mereka gampang-gampang aja pakai PeduliLindungi," kata Agus.

Agus bilang, jika pelanggan yang lanjut usia diarahkan pakai PeduliLindungi, justru mereka tidak jadi membeli. Selain karena rumit, sedikit juga pelanggan lanjut usia yang membawa handphone ke pasar.

"Kalau pakai PeduliLindungi, rata-rata ibu-ibu nggak jadi beli. Karena mereka anggap ribet itu. Jadi kita alihkan ke KTP. Kalau KTP ibu-ibu masih pada mau. Ibu-ibu juga kalau ke pasar nggak selalu bawa HP, bahkan mereka banyak yang nggak tahu tentang Aplikasi PeduliLindungi," kata Agus.

Baca juga: Tolak Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi, Buruh: Itu Melanggar Hak Asasi Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com