JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau, pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (5/7/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang terkoreksi tipis pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada level 6.677,65 atau naik 38,48 poin (0,58 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 6.639,172.
Sebanyak 272 saham melaju di zona hijau dan 138 saham di zona merah. Sedangkan 172 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 909,9 miliar dengan volume 2,5 miliar saham.
Baca juga: Setelah Terseok-seok, IHSG Berpeluang Bangkit Hari Ini
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, pada sesi perdagangan hari ini IHSG berpotensi menguat. Penguatan ini diperkirakan bersifat sementara dikarenakan minimnya sentimen serta kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga.
"Secara teknikal candlestick membentuk hanging man dengan indikator stochastic yang sudah memasuki area oversold mengindikasikan potensi rebound dalam jangka pendek," ujar dia, dalam risetnya, Selasa.
Senada, Founder WH Project William Hartanto menyebutkan, IHSG berpotensi mengalami rebound terbatas, setelah melemah sepanjang sesi perdagangan kemarin. IHSG disebut akan dipertahankan dalam rentang 6.500.
Baca juga: IHSG Diproyeksi Masih Lesu
Berbeda dengan IHSG, rupiah pada sesi perdagangan pagi hari ini masih mengalami pelemahan terhadap dollar AS. Melansir Bloomberg, pukul 09.15 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.981 per dollar AS, atau turun 0,07 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.972 per dollar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah bersama dengan mata uang tetangga, seperti ringgit Malaysia dan baht Thailand masih melemah terhadap dollar AS karena kekhawatiran disparitas suku bunga.
"Bank sentral Thailand dan Indonesia belum menaikkan suku bunga, sementara bank sentral Malaysia hanya menaikkan 25bps pada 2022," ucap Josua.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.