Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perkuat Pengawasan Penyaluran BBM Bersubsidi, BPH Migas Gandeng Kejagung

Kompas.com - 05/07/2022, 12:57 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengungkapkan pihaknya menggandeng Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia (RI) untuk melakukan dua bekerja sama.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tepat sasaran.

Pertama, kata dia, adalah kerja sama peningkatan kapasitas dan kapabilitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPH Migas dalam bentuk pelatihan, diklat, dan seminar.

“Kedua, melakukan konsultasi atau pendampingan dalam asistensi perkara. Ketiga, memperkuat koordinasi lapangan dalam pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum,” ujar Erika dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima Selasa (5/7/2022).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat melakukan audiensi dengan Kejagung RI, Senin (4/7/2022). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memperkuat peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan BPH Migas.

Erika mengungkapkan, apabila peran PPNS di lingkungan BPH Migas semakin kuat, maka  dapat memperkuat pengawasan di lapangan dalam menyalurkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) agar tepat sasaran.

Baca juga: Melalui MyPertamina, BPH Migas Harap Penyaluran Solar-Pertalite Lebih Terkontrol

“Kami melakukan kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan diri sekaligus menjalin kerjasama yang lebih erat dengan pihak kejaksaan dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum di bidang hilir minyak dan gas bumi,” ucapnya.

Sebagai penerima audiensi, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Fadli Zumhana memberikan sambutan positif terhadap tujuan BPH Migas.

Sebab, kata dia, audiensi tersebut sebagai langkah kolaborasi kedua institusi untuk mengawasi penyaluran distribusi BBM subsidi tepat sasaran.

“Kami menyambut baik maksud kedatangan Kepala BPH Migas beserta rombongan dan siap bekerja sama dalam melakukan pengawasan dan upaya penegakan hukum di bidang hilir minyak dan gas bumi. Baik yang sifatnya preventif maupun represif,” imbuh Fadli.

Baca juga: Tahun Ini, Gagas Energi Dorong Pemanfaatan Gas Bumi di Jateng-DIY

Adapun kesiapan Kejagung, lanjut dia, diwujudkan melalui upaya peningkatan kompetensi PPNS Migas, pendampingan hukum, berbagai rapat koordinasi (rakoor), kegiatan bersama di lapangan dan melakukan sosialisasi bersama kepada masyarakat di berbagai daerah.

Pada kesempatan tersebut, Fadli mengungkapkan, pihak Kejagung juga mengusulkan agar dibentuk tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur aparat penegak hukum.

“Aparat penegak hukum yang dimaksud, baik dari pihak kepolisian, kejaksaan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), TNI serta lintas kementerian dan lembaga terkait lainnya,” ujarnya

Pembentukan tim gabungan tersebut, lanjut Fadli, bertujuan untuk mendukung tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) BPH Migas dalam melakukan pengawasan BBM. Khususnya untuk mengawasi penyediaan dan pendistribusian BBM Bersubsidi bagi masyarakat.

Sebagai tindak lanjut dari audiensi itu, sebut dia, BPH Migas dan Kejagung harus segera melakukan rakoor lanjutan. Hal ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan pembahasan teknis terkait upaya penegakan hukum pada kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com