Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Vale Indonesia Targetkan Produksi Nikel Tumbuh 3 Kali Lipat di 2025

Kompas.com - 05/07/2022, 21:00 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi nikel di tahun 2025 tumbuh 3 kali lipat dari pencapaian saat ini. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (5/7/2022).

“Sejak tahun 1968, kita sudah berkomitmen semua proses dilakukan di dalam negeri. Di 3 tahun kedepan, kami menargetkan produksi (nikel) akan 3 kali lipat,” kata Febriany.

Untuk mendorong target produksi nikel PT Vale Indonesia akan melakukan konsesi di tiga proyek baru, yakni di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Penyebab Vale Indonesia Absen Bagikan Dividen Tahun Ini

Adapun area konsesi adalah sebesar 118.000 ha secara keseluruhan, dengan rincian di Sulsel total areanya seluas 70.500 ha dengan target eksplorasi 14.188 ha.

Sementara itu, di Sulteng, dengan total area 22.699 ha dengan target eksplorasi 6.046 ha, dan di Sultra luas areanya mencapai 24.752 ha dan target eksplorasinya 1.882 ha

Perusahaan yang 20 persen sahamnya dimiliki oleh Holding BUMN Pertambangan atau MIND.ID melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mencatatkan produksi nikel di tahun 2021, sebanyak 65.388 metrik ton atau turun dibandingkan tahun 2020 sebesar 72.237 metrik ton.

Demikian juga dengan produksi nikel  PT Vale Indonesia sepanjang kuartal I tahun ini yang juga mengalami penurunan. INCO memproduksi nikel sejumlah 13.827 ton pada kuartal I-2022, atau turun 9 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar 15.198 ton.

Baca juga: Sumitomo Mundur dari Proyek Smelter Nikel Pomalaa, Vale Beralih ke Perusahaan China

Adapun total pendapatan PT Vale Indonesia pada tahun 2021 sebesar 955,8 juta dollar AS, naik dibandingkan tahun 2020 sebesar 768,21 dollar AS. Namun pendapatan INCO di tahun 2019 lebih tinggi, yakni sebesar 786,7 juta dollar AS, dibandingkan tahun 2020.

“Penurunan pendapatan terjadi di tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Adapun 85 persen sampai 95 persen pendapatan didistribusikan kepada para pemangku kepentingan. Dalam 5 tahun, INCO berkontribusi sebesar Rp 7,8 triliun terhadap penerimaan negara,” ujar Febriyani.

Baca juga: Antam akan Segera Kuasai Wilayah Tambang Nikel Bekas Vale Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com