Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulian Gunhar
Anggota DPR

Yulian Gunhar adalah politisi Indonesia yang telah menjabat sebagai anggota DPR-RI, dari Fraksi PDI Perjuangan, selama dua periode (2014–2019 dan 2019–2024), mewakili daerah pemilihan Sumatera Selatan II.

Saat ini, ia dipercaya menjadi anggota Komisi VII yang menangani masalah energi, pertambangan, lingkungan, dll.

Menimbang Keberadaan Aplikasi MyPertamina

Kompas.com - 06/07/2022, 14:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERTAMINA akan membuka MyPertamina sebagai salah satu aplikasi alternatif bagi konsumen membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Permasalahan BBM subsidi yang tidak tepat sasaran, menjadi alasan utama.

Penyaluran BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite selama ini memang dianggap lebih banyak salah sasaran.

Berdasarkan data Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, kalangan menengah ke atas ternyata paling banyak mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jenis Pertalite dan Solar.

Sedangkan orang miskin dan rentan hanya menikmati sekitar 20 persen BBM subsidi. Maka memberlakukan aplikasi MyPertamina diharapkan bisa mencegah penyaluran BBM bersubsidi salah sasaran.

Apalagi Pemerintah telah mengalokasikan dana yang tidak kecil, sekitar Rp 520 triliun untuk subsidi energi pada tahun 2022.

MyPertamina adalah digital channel Pertamina yang dikembangkan oleh Pertamina, bekerja sama dengan aplikasi LinkAja yang juga dimiliki oleh beberapa Bank Himbara dan Pertamina sendiri.

Fungsi aplikasi MyPertamina sebenarnya hampir sama dengan platform seperti, Gopay, Ovo, Dana, dan sebagainya.

Di mana pengguna bisa membeli beberapa produk buatan Pertamina, termasuk BBM, secara cashless atau non-tunai.

Perkembangan zaman

Setidaknya kebijakan Pertamina membuka aplikasi MyPertamina sebagai salah satu aplikasi alternatif untuk membeli solar dan pertalite sudah sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurut riset McKinsey tahun 2019, saat ini layanan perbankan sedang bergeser ke digital. Bahkan nasabah juga sudah mulai memindahkan saldo mereka hingga 50 persen ke layanan digital.

Saat ini telah banyak aplikasi layanan keuangan digital berlomba bekerjasama dengan perbankan, dalam memudahkan transaksi konsumen.

Maka kehadiran MyPertamina dengan menggandeng LinkAja yang dimiliki beberapa bank Himbara untuk transaksi pembelian BBM, adalah sebuah keniscayaan.

Potensi Pertamina menuai banyak keuntungan dari membuka aplikasi MyPertamina pun memang bisa dikatakan lumayan besar.

Mengingat Pertamina memiliki target pasar yang jelas, yaitu pengguna kendaraan bermotor yang berdasarkan informasi Electronic Registration Identification (ERI) Korlantas Polri pada 19 Januari 2022 mencapai 146.165.956 unit.

Apalagi, tingkat konsumsi BBM dari tahun ke tahun memang terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2021, konsumsi BBM jenis solar mencapai 23,32 juta KL.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com