Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral Malaysia Kerek Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin

Kompas.com - 07/07/2022, 10:31 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Malaysia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis points (bps) menjadi 2,25 persen pada Rabu (6/7/2022). Suku bunga batas atas dan bawah overnight policy (OPR) naik menjadi 2,5 persen dan 2 persen.

Dengan demikian, pada tahun ini Bank Negara Malaysia (BNM) telah dua kali menaikkan suku bunga acuannya.

Dilansir dari Channel News Asia, BNM menyatakan kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk lebih menyesuaikan tingkat akonodasi moneter di tengah prospek pertumbuhan positif bagi ekonomi Malaysia.

Baca juga: 8 Cara Beli Tiket Bioskop Online dengan Mudah Tanpa Antre

Hal ini dinilai konsisten dengan pandangan Komite Kebijakan Moneter (MPC) bahwa kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengharuskan OPR rendah terus surut.

Keputusan BNM menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kalinya datang setelah pertemuan komite kebijakan moneter keempat tahun ini. Pada level OPR saat ini, sikap kebijakan moneter tetap akomodatif dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

"MPC akan terus menilai kondisi yang berkembang dan implikasinya terhadap prospek keseluruhan terhadap inflasi dan pertumbuhan domestik. Penyesuaian kebijakan moneter ke depan akan dilakukan secara terukur dan bertahap, sehingga kebijakan moneter tetap akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam lingkungan stabilitas harga," kata BNM, Rabu (6/7/2022).

BNM mengatakan bahwa aktivitas ekonomi dalam negeri terus menguat dalam beberapa bulan terakhir, dengan indikator ekspor dan belanja ritel menegaskan momentum pertumbuhan positif, didukung oleh transisi ke endemisitas.

BNM juga mengatakan pembukaan kembali ekonomi global dan perbaikan kondisi pasar tenaga kerja terus mendukung pemulihan kegiatan ekonomi, mekipun sebagian diimbangi oleh dampak dari meningkatnya tekanan biaya, konflik militer di Ukraina, dan penahanan Covid-19 yang ketat di China.

Baca juga: IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Kembali ke Level Rp 14.900

"Tekanan inflasi terus meningkat terutama karena kenaikan harga komoditas dan kondisi permintaan yang kuat, meskipun beberapa kondisi rantai pasokan global mereda," jelas BNM.

"Akibatnya, bank sentral diperkirakan akan terus menyesuaikan pengaturan kebijakan moneter mereka, beberapa dengan kecepatan yang lebih cepat, untuk mengurangi tekanan inflasi," tambah BNM.

Kenaikan suku bunga tersebut merupakan yang kedua kali dilakukan oleh BNM. Sebelumnya BNM menaikkan suku bunga 25 bps di bulan Mei 2022 dari 1,75 persen menjadi 2 persen.

Selama pandemi Covid-19, OPR berkurang lima kali dari Mei 2019 hingga Juli 2020 dengan total 125 bps, yang membuat suku bunga turun dari 3,0 persen menjadi 1,75 persen.

Baca juga: KAI Commuter Masih Cari Pelaku Pelemparan Batu ke KRL

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com