Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2022, 17:08 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Milenial perlu bijak dalam mengatur keuangannya. Banyak yang skeptis pada milenial jika terkait finansial. Pasalnya, mereka dianggap cenderung mengikuti arus gaya hidup kota besar.

Padahal, untuk memperoleh kemapanan butuh biaya ekstra. Sementara, pendapatan tidak selalu sepadan dengan hitungan biaya yang harus dikeluarkan.

Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial Planner Edwin Limanta menyarankan agar milenial memiliki pengetahuan perencanaan keuangan dan disiplin menjalankannya, sebab masa mendatang penuh ketidakpastian.

"Kebutuhan akan berubah dan bertambah seiring meningkatnya karir, bertambahnya usia, dan saat mewujudkan rencana berumah tangga. Biaya hidup juga akan meningkat seiring meningkatnya inflasi sehingga jika kita tidak melatih diri dan mulai disiplin dalam perencanaan keuangan maka mustahil akan memiliki simpanan yang cukup untuk persiapan masa depan," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Kompas.com Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal Capai 8,88 Juta, 80 Persennya Milenial dan Gen Z

Edwin mengatakan, berkarir memiliki batasan usia. Dengan begitu, milenial yang tidak mempersiapkan keuangannya bisa memiliki kemungkinan risiko gagal pensiun dengan nyaman.

Untuk itu, dia menyampaikan beberapa tips perencanaan keuangan yang tidak ada salahnya untuk dicoba.

Berhasil pada usia muda tentu membanggakan, tapi juga penuh godaan karena pengaruh gaya hidup dan circle pertemanan.

Biasanya pengeluaran aktualisasi diri cenderung membengkak. Untuk itu, Edwin bilang, hal pertama dalam perencaan keuangan adalah mampu membedakan keinginan dan kebutuhan.

Utamakan kebutuhan harkat hidup saat ini dan masa depan, yakni sandang, pangan, dan papan karena biaya hidup cenderung tidak stabil bahkan naik seiring inflasi. Bergaya sederhana tidak akan menurunkan derajat.

Ia menjelaskan, jika sudah memiliki penghasilan, sebaiknya alokasikan pendapatan yang diperoleh dengan konsep keuangan.

"Bisa menggunakan rumus 40-30-20-10, yaitu 40 lersen pendapatan dianggarkan untuk keperluan sehari-hari, 20 perseb cicilan produktif, 10 persen cicilan konsumtif, 20 persen aset rencana jangka panjang, serta 10 persen untuk keperluan sosial," jelas dia.

Ia menambahkan, hiburan dan jalan-jalan adalah khas milenial tapi bukan berarti karena pendapatan bertambah lalu wajar berfoya-foya.

Biaya tersier semacam ini bisa dipersiapkan dari penghasilan non rutin, seperti dari bonus tahunan, THR, atau pendapatan tambahan.

"Jadi, jika ingin berlibur ke tempat impian maka tabunglah pendapatan non rutin sebanyak mungkin," terang dia.

Edwin juga berpesan kepada milenial untuk menghindari utang jika belum memiliki alokasi dana darurat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

Whats New
Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Whats New
Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com