Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapki Ungkap Alasan Pabrik Kelapa Sawit Sulit Beli TBS Petani

Kompas.com - 08/07/2022, 06:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan sejumlah pabrik kelapa sawit menghentikan operasinya karena tangki penyimpanan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) penuh akibat terhambatnya ekspor komoditas tersebut.

Ketua Gapki Cabang Jambi Tidar Bagaskara mengatakan, bahwa kondisi saat ini banyak tangki CPO milik pabrik kelapa sawit yang hampir penuh. Akibatnya, mereka tidak lagi membeli tandan buah segar (TBS) milik petani swadaya atau mandiri.

"Bahkan sudah ada empat pabrik kelapa sawit yang menghentikan operasinya karena tangki CPO-nya benar-benar sudah penuh. Dari keempat pabrik kelapa sawit tersebut, satu milik anggota GAPKI," ujar Tidar dalam keterangan tertulis, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Karena Ukraina Luhut Akui: Enggak Gampang Naikkan Harga TBS

Menurutnya, pihak Gapki telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan unsur Pemerintah Provinsi Jambi untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Ia bilang, Gubernur Jambi siap membantu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan bila ada permasalahan pada transportasi kapal angkutan. Sementara jika terkait masalah pajak ekspor siap dikomunikasikan dengan Kementerian Keuangan.

"Artinya di Provinsi Jambi semuanya mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga tandan buah segar dan ekspor CPO kembali lancar. Namun semuanya kan regulasi ada di pemerintah pusat,” kata Tidar.

Baca juga: Viral Video Petani Sawit Jual TBS ke Malaysia, Ini Respons Mendag Zulhas

Senada, Ketua Gapki Sumatera Barat Bambang Wiguritno mengatakan, tangki-tangki penyimpanan CPO di Sumatera Barat juga hampir penuh, bahkan beberapa minggu yang lalu ada yang sudah penuh sehingga menghentikan operasinya.

Lantaran berhenti operasi, maka pabrik kelapa sawit tersebut tidak membeli tandan buah segar petani. Sedangkan, pabrik kelapa sawit yang mempunyai kontrak dengan buyer CPO dengan tangkinya tidak penuh, masih punya kapasitas sekitar 30 persen.

“Tapi tetap itu mengkhawatirkan karena ekspor sendiri kan sebenarnya masih tersendat. Itulah yang mengakibatkan harga tandan buah segar belum stabil,” katanya.

Baca juga: Harga TBS Anjlok Rp 500.000, Petani Sawit: Tolong Izinkan Kami Jual ke Malaysia, di Sana Rp 5 Juta

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Jambi Agus Rizal menambahkan, penuhnya tangki penyimpanan dikarenakan pabrik kelapa sawit sulit menjual CPO-nya.

Kalau pun ada yang membeli, harganya sangat rendah. Kondisi ekspor yang belum normal juga memberikan pengaruh terhadap rendahnya harga tandan buah segar.

“Jadi kondisi saat ini yang kondisinya paling hancur itu selain tandan buah segar milik petani, juga pabrik-pabrik kelapa sawit,” ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com