Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Kompas.com - Diperbarui 16/07/2022, 18:47 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comResesi ekonomi atau resesi adalah istilah yang barangkali sering terdengar di telinga. Namun, sebagian orang masih belum mengenal apa itu resesi dan dampaknya bagi perekonomian.

Apa itu resesi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).

Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, arti resesi ekonomi atau resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: BI Datangkan Perancang Busana Nasional untuk Bantu Edukasi Penenun NTT

Sementara itu, dikutip dari Investopedia, resesi adalah periode penurunan kinerja ekonomi di seluruh perekonomian yang berlangsung selama beberapa bulan.

Menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian, berlangsung lebih dari beberapa bulan. Penurunan ini terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

Apa itu resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama, dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dengan kata lain, arti resesi adalah kontraksi besar-besaran dalam hal kegiatan ekonomi.

Baca juga: Roadshow Blockchain 5.0 Relictum.io Sambut GTN Naik di Lbank

Penyebab resesi ekonomi

Dikutip dari laman Gramedia.com, berikut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi pada suatu negara:

1. Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Sebenarnya, inflasi bukanlah hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan masuk ke dalam kategori berbahaya, sebab akan membawa dampak resesi.

2. Deflasi berlebihan

Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk. Deflasi merupakan kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan upah menyusut, kemudian menekan harga.

Deflasi lebih berdampak kepada para pemilik usaha (penyedia barang maupun jasa). Ketika individu dan unit bisnis kemudian berhenti mengeluarkan uang, hal ini kemudian akan berdampak pada rusaknya ekonomi.

Baca juga: OJK Larang Pemasaran Saham dan Obligasi dari Aplikasi Luar Negeri

3. Gelembung aset

Penyebab resesi ekonomi selanjutnya adalah gelembung aset. Banyaknya investor yang panik biasanya akan segera menjual sahamnya yang kemudian memicu resesi. Hal ini disebut juga sebagai “kegembiraan irasional”.

Kegembiraan ini menggembungkan pasar saham dan real estate. Hingga akhirnya gelembung tersebut pecah dan terjadilah panic selling dapat menghancurkan pasar yang kemudian menjadi penyebab resesi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com