Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mentan SYL Minta Seluruh Petugas Lapangan Awasi Ketat Kasus PMK di Bali

Kompas.com - 09/07/2022, 20:38 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comMenteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan-hewan ternak di Bali dapat ditangani dengan baik.

Pasalnya, ia telah meminta seluruh petugas lapangan untuk terus bekerja dan mengawasi secara ketat penyebaran penyakit tersebut.

Adapun petugas lapangan yang terlibat meliputi satuan tugas (satgas) dan gugus tugas yang terdiri dari kementerian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta Polisi Republik Indonesia (Polri).

Mentan SYL menuturkan tiga langkah penanganan PMK. Pertama, menyatukan operasional atau tata kelola lapangan antara satgas dan gugus tugas.

Baca juga: Pertanian Terus Berproduksi, Presiden Jokowi: Terima Kasih Petani dan Pak Mentan

Kedua, lanjutnya, melakukan sinkronisasi data, baik yang ada di kandang maupun di lalu lintas perbatasan. Ketiga, menutup lalu lintas keluar masuk hewan dari dan ke Bali.

“Kami berharap di Bali tetap lockdown (karena masih menjadi) daerah merah. Tidak boleh ada hewan yang keluar dari Bali dan tidak boleh ada hewan yang masuk," ucap Mentan SYL dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).

Selain pengawasan ketat, ia melanjutkan, penyemprotan disinfektan tetap dilakukan secara merata di seluruh Bali. Selain area kandang peternakan, upaya sterilisasi ini juga berlaku di bandara dan pelabuhan yang menjadi titik kedatangan manusia.

"Ini (penyemprotan disinfektan) sudah berjalan dengan baik. Semua perlakuan disinfektan kami lakukan. Jadi, siapa pun yang turun di airport maupun pelabuhan, harus disterilisasi," katanya.

Baca juga: Tekan Penyebaran PMK, Bali Terapkan Lockdown Jelang Idul Adha

Sebagai informasi, Mentan SYL sempat meninjau pemasangan alat disinfektan dan proses disinfeksi di Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, Bali. Alat ini melakukan penyemprotan secara otomatis terhadap kendaraan yang masuk melalui pelabuhan.

Dengan pengawasan ketat ditambah penerapan langkah-langkah di atas, Mentan SYL berharap, Bali bisa berubah menjadi zona hijau dalam satu minggu ke depan.

Tak hanya itu, menurut Mentan SYL, semua hewan yang terbukti positif PMK lewat pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) harus dipotong secara bersyarat.

“Kami pastikan virusnya sudah dihabisi. Saya kira kalau ini bisa terjaga, seluruh Bali (dalam) satu minggu ke depan akan menjadi daerah yang bebas dari PMK," ujarnya.

Baca juga: Cara Menyimpan Daging Kurban untuk Antisipasi PMK, Jangan Dicuci Dulu

Ia menegaskan, penanganan PMK merupakan kewajiban semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. Semua pihak wajib terlibat untuk mengurangi penularan, baik melalui pengawasan maupun tindakan.

"Memang ada BNPB, TNI, dan Polri, tapi PMK ini merupakan wabah yang harus diawasi bersama, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat," ucap Mentan SYL.

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam merespons kasus PMK di Bali diapresiasi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com