Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kembali Bekerja dari Kantor, Simak Tips agar Tetap Asyik

Kompas.com - 11/07/2022, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Fhany Aprilia dan Dr. Ir. Rita Markus Idulfilastri, M.Psi.T

PANDEMI di Indonesia sudah mulai berangsur membaik. Hal ini ditandai dari data statistik kasus baru dan kematian akibat Covid-19.

Sejak Maret 2022 hingga saat ini angka pertumbuhan kasus Covid-19 sudah menurun. Tercatat 1.180 kasus baru pada pertengahan Juni 2022. Data ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2022, yang sempat mencapai 57.491 kasus (Dong, et.al, 2022).

Tentunya dengan keadaan lebih baik menyebabkan aktivitas yang sebelumnya dibatasi sudah berangsur normal kembali.

Terlihat dari pusat perbelanjaan yang sudah mulai penuh, area perkantoran mulai padat. Bahkan karyawan sudah disarankan mulai bekerja kembali di kantor.

Setelah dua tahun bekerja dari rumah menyebabkan karyawan membutuhkan adaptasi ketika diminta bekerja kembali dari kantor.

Pada kenyatanyaannya banyak karyawan yang sudah merasa terlena dengan konsep bekerja dari rumah atau bekerja dari mana saja.

Mereka bisa melakukan pekerjaan sekaligus menyelesaikan pekerjaan lainnya seperti mengurus anak, mengurus rumah dan melakukan hal lainnya.

Bahkan tidak perlu membuang waktu di jalan ketika berangkat dan pulang kerja.

Sebagai contoh seorang karyawan yang bekerja di Jakarta dan baru memiliki anak, tentunya dengan konsep bekerja dari rumah sangat membantunya untuk bekerja sambil mengurus anak.

Karena di rumahnya tidak ada yang bisa membantu mengurus anak kecuali pasangannya yang juga bekerja dari rumah.

Namun ketika diminta untuk kembali bekerja dari kantor, ia merasa kebingungan untuk membagi waktu antara pekerjaan dengan urusan rumah tangganya. Ia merasa dibebani dengan pikiran meninggalkan anaknya di rumah.

Akhirnya ia stres dan tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Selain itu, ada perbedaan cara bekerja ketika bekerja dari kantor sehingga karyawan membutuhkan adaptasi kembali.

Ketika hal ini terjadi, sering kali membuat kinerja karyawan tersebut menurun, bahkan bisa merugikan perusahaan.

Selain itu, karyawan bisa merasa tidak bahagia dengan perusahaannya jika tidak diatasi dengan tepat.

Karyawan yang tidak bahagia cenderung akan melepaskan diri dari perusahaan. Selain itu, stres yang dirasakan karyawan karena adaptasi dengan ritme dan gaya bekerja dapat menyebabkan penurunan dalam kesehatan mental dan fisik.

Secara tidak langsung dapat merugikan perusahaan jika karyawan sakit dan menjadi tidak produktif.

Oleh sebab itu, penting sekali menjaga agar karyawan bisa tetap asyik bekerja dan bisa meningkatkan keasyikan dalam bekerja.

Keasyikan kerja dalam bahasa Inggris disebut sebagai work engagement (keterikatan kerja). Keterikatan kerja merupakan hal yang positif, keadaan kepuasan motivasional afektif yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan penghayatan (Schaufeli et al. (2002).

Pendekatan yang bisa dilakukan adalah menyasar pada ketiga aspek tersebut, yaitu:

  1. Vigor (semangat)
  2. Dedication (dedikasi)
  3. Absorption (penghayatan)

Vigor atau semangat mengacu pada energi tinggi yang diinvestasikan dalam kinerja. Ketika bekerja tentunya kita membutuhkan energi. Semakin tinggi energi yang kita miliki, maka semakin kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.

Energi yang kita miliki bisa dipelihara dengan cara meningkatkan personal resources atau penunjang dari dalam diri yang memudahkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan.

Personal resources yang dimaksud adalah bisa menjaga stabilitas emosi, mencari cara untuk bisa berhubungan baik dengan atasan dan rekan kerja, optimis dan menanamkan pada diri untuk selalu menjadi yang terbaik.

Dedication atau dedikasi ditandai oleh keasyikan kuat dalam bekerja yang menghasilkan perasaan positif tentang pekerjaan seperti kebanggaan dan inspirasi (Schaufeli & Salanova, 2007 dalam Halbeslebena & Wheeler, 2008).

Cara meningkatkannya adalah dengan mencari makna dari pekerjaan yang kita lakukan. Sebagai contoh seorang customer service yang bangga dengan perkerjaannya.

Menurut dia, pekerjaannya dapat membantu masalah-masalah customer hingga selesai. Sehingga customer merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Dengan kita memaknai pekerjaan yang dilakukan, kita akan merasa mempunyai nilai lebih ketika bekerja.

Absorption atau penghayatan merupakan keadaan keasyikan dalam pekerjaan sehingga seseorang memiliki kesulitan melepaskan diri dari pekerjaan.

Tentunya ketika kita menyelesaikan pekerjaan tidak hanya bertujuan untuk selesai. Namun, kita juga harus berorientasi pada hasilnya.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dan tepat dibutuhkannya konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

Cara untuk meningkatkan konsentrasi agar bisa menghayati pekerjaan bisa melakukan mindfulness atau relaksasi selama 10 menit.

Mindfulness merupakan teknik relaksasi di mana kita mengosongkan pikiran dan tidak memikirkan apa pun selama proses meditasi.

Hal ini berguna agar kita bisa kembali semangat dalam menyelesaikan pekerjaan.

Lakukan pendekatan vigor, dedication dan absorption ketika memulai bekerja dari kantor agar kita selalu menjadi karyawan yang engaged dan memiliki energi positif.

*Fhany Aprilia, mahasiswa Program Studi Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara
Dr. Ir. Rita Markus Idulfilastri, M.Psi.T., dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com