Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Pertamax dan Pertamax Turbo yang Harganya Naik?

Kompas.com - 11/07/2022, 10:30 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Turbo resmi mengalami kenaikan mulai Minggu (10/7/2022). Perlu diingat, Pertamax Turbo berbeda dengan Pertamax.

Lantas apa saja perbedaan Pertamax dan Pertamax Turbo?

Dari segi harga, Pertamax masih dijual seharga Rp 12.500-Rp 13.000 per liter alias tidak berubah sejak harganya naik beberapa bulan lalu.

Baca juga: Harga BBM RON 95 di Malaysia Lebih Murah dari Pertalite di Indonesia

Sedangkan harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp 14.500-Rp 15.100 per liter, mulai 10 Juli 2022 naik menjadi Rp 16.200-Rp 16.900 per liter.

Kenaikan harga Pertamax Turbo bersamaan dengan naiknya harga BBM non-subsidi lainnya yakni jenis Dexlite, dan Pertamina Dex.

Harga Dexlite dari sebelumnya dijual Rp 12.950-Rp 13.550 per liter naik menjadi Rp 15.000-Rp 15.700 per liter.

Sedangkan harga Pertamina Dex yang semula dijual Rp 13.700- Rp 14.300 per liter, naik menjadi Rp 16.500-Rp 17.200 per liter.

Baca juga: Daftar Harga Listrik Per kWh 2022 untuk Golongan Tarif Non-subsidi

Sementara itu, untuk BBM subsidi seperti Pertalite tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter.

Mengenal BBM jenis Pertamax

Dikutip dari laman resmi MyPertamina pada Senin (11/7/2022), Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina yang memiliki angka oktan minimal 92.

Angka oktan yang tinggi ini membuat pembakaran menjadi lebih sempurna dan tidak meninggalkan residu, sangat direkomendasikan buat kendaraan sehari-hari saat ini.

Selain menghasilkan pembakaran yang sempurna, Pertamax juga memiliki kelebihan lainnya berkat formula Pertatec (Pertamina Technology).

Selain itu, formula zat aditif yang ada pada Pertamax memiliki kemampuan untuk membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih awet, menjaga mesin dari karat serta pemakaian bahan bakar yang lebih efisien.

Baca juga: Cek Daftar Lengkap Golongan dan Tarif Listrik Pelanggan Non-subsidi

Apa Itu Pertamax Turbo?

Sementara itu, Pertamax Turbo adalah produk unggulan Pertamina dengan RON tertinggi 98 yang memenuhi kebutuhan kendaraan bermesin bensin dengan teknologi tinggi.

“Kalau kamu ingin kemampuan drivability (kelincahan) kendaraanmu menjadi lebih baik, mesin lebih bertenaga sekaligus peduli dengan perbaikan kualitas udara, maka menggunakan bahan bakar Pertamax Turbo adalah pilihan yang tepat!” tulis MyPertamina.

Pertamax Turbo dengan RON 98 dan kandungan sulfur dibawah 50 ppm memenuhi standar EURO 4, juga dilengkapi dengan formula Pertatec (Pertamina Technology) dan Ignition Boost Formula.

Baca juga: Jadi BBM Subsidi Pengganti Premium, Ini Kuota Pertalite Tahun 2022

Sebuah formula yang dirancang untuk menjaga mesin dari karat, membuat mesin lebih tahan lama, pemakaian bahan bakar yang lebih efisien, juga meningkatkan akselerasi kendaraan.

Pertamax Turbo juga tergolong BBM ramah lingkungan. Dengan RON 98 dan sulfur content dibawah 50 ppm, Pertamax Turbo menghasilkan gas buang dengan kadar karbon rendah.

BBM jenis ini juga mampu meningkatkan akselerasi dan kecepatan kendaraan. Pertamax Turbo juga membuat mesin lebih responsif dan performa menjadi sempurna.

Itulah sejumlah informasi mengenai perbedaan Pertamax dan Pertamax Turbo yang dapat dijadikan rujukan dalam memilih jenis BBM untuk kendaraan.

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina, Cek Harga Pertalite hingga Pertamax Turbo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com