Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirae Asset Prediksi IHSG Tembus Level 7.400 di Akhir Tahun

Kompas.com - 12/07/2022, 18:45 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.400 di akhir tahun. Namun demikian, pergerakan IHSG masih dibayangi inflasi, dan pengetatan moneter yang mengarah pada tren penaikan suku bunga global.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan di tengah kenaikan inflasi dan penaikan suku bunga oleh bank sentral negara-negara di dunia.

“Kami memprediksi IHSG pada akhir tahun menyentuh level 7.400,” kata Hariyanto dalam siaran pers, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: BNI Sekuritas Targetkan IHSG Tembus Level 7.600 Sampai dengan Akhir Tahun

Hariyanto mengatakan, level 7.400 merupakan skenario dasar IHSG (base scenario), di mana skenario optimistis (bullish scenario) untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis (bear scenario) adalah 6.100.

Menurut dia, ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena fundamental Indonesia masih sangat baik sehingga IHSG tidak akan banyak terbebani oleh koreksi pasar saham AS yang sedang dalam tren koreksi (bearish).

Baca juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Tembus 7.748 Selama Ramadhan, Saham Apa Saja yang Bisa Jadi Pilihan?

Sementara itu, ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai suku bunga bank-bank sentral di dunia akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Sepanjang tahun, The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).

“Tahun ini, kami memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4 persen, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global. Selain itu, tahun depan kami prediksi akan ada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini. Di Indonesia, perekonomiannya masih masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi,” ujar Rully.

Baca juga: IHSG Tembus Level Tertinggi, Lo Kheng Hong: Masih Banyak Saham Bagus Harga Murah

Sementara itu, Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menilai, dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah.

Menurutnya, tekanan rupiah tersebut, akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.

“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran 300 dollar AS per ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” jelas Juan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com