Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mengenal Asuransi Penyakit Kritis

Kompas.com - 12/07/2022, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Asuransi sangat dibutuhkan dengan tujuan berjaga-jaga. Pasalnya, tidak ada seorang pun tahu apa yang akan ia alami di masa depan. Memiliki asuransi sama halnya dengan menyimpan dana darurat dalam versi lebih terjamin, jika pemilihan perusahaan dan produknya dilakukan secara benar.

Salah satu jenis asuransi yang nama serta fungsi baru muncul akhir-akhir ini adalah asuransi penyakit kritis. Jenis asuransi ini penting untuk menjaga diri dari kemungkinan penyakit apa yang akan dialami di masa depan.

Risiko terkena penyakit pasti bisa menyerang siapa saja. Termasuk mereka yang telah berusaha menerapkan pola hidup sehat sepanjang hidupnya. Maka dari itu, jenis asuransi ini diciptakan untuk menetapkan keamanan akan kekhawatiran pengeluaran jika seseorang sakit.

Jenis asuransi ini dibahas tuntas oleh Dion, Insurance Advisor, dalam siniar Cuan bertajuk "Asuransi Penyakit Kritis". Dion mengatakan berdasarkan data, inflasi atau kenaikan biaya medis sekitar sebelas persen tiap tahunnya.

Hal tersebut tentu akan menyulitkan penderitanya, terutama generasi muda saat ini yang akan menua di kisaran 2050 dan seterusnya. Lantas, apa pentingnya memiliki jenis asuransi penyakit kritis ini, ya?

Baca juga: Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Klaim Asuransi

Pentingnya Memiliki Asuransi Penyakit Kritis

Salah satu alasan perusahaan tertarik untuk mengembangkan jenis asuransi ini adalah kesadaran akan kekhawatiran pengeluaran tak terduga dari sakit parah.

Mengutip Investopedia, hal menarik dari asuransi penyakit kritis adalah uangnya bisa digunakan untuk berbagai hal, seperti:

  • Membayar layanan medis kritis yang mungkin tidak tersedia
  • Membayar perawatan yang tidak ditanggung oleh kebijakan tradisional
  • Membayar biaya hidup sehari-hari, memungkinkan orang yang sakit kritis untuk memfokuskan waktu dan energi mereka untuk pemulihan daripada bekerja untuk membayar tagihan mereka
  • Biaya transportasi, seperti pergi dan pulang dari pusat perawatan, memperbaiki kendaraan untuk membawa skuter atau kursi roda, dan memasang lift di rumah untuk pasien kritis yang tidak dapat lagi menaiki tangga
  • Pasien yang sakit parah, atau mereka yang hanya membutuhkan tempat istirahat untuk memulihkan diri, bisa menggunakan dana tersebut untuk berlibur bersama teman atau keluarga.

Jenis Asuransi Penyakit Kritis

Berikut adalah contoh penyakit kritis dan biaya pengobatannya per pengobatan.

  • Jantung: 100–500 juta rupiah
  • Kanker: 500 juta–2 miliar rupiah
  • Tumor: 50–500 juta
  • Gagal ginjal: 1–2 miliar
  • Stroke: sekitar 500 juta

Harga tersebut dipastikan dalam beberapa tahun ke depan akan membengkak. Karena kita tidak mungkin menyiapkan cadangan dana untuk penyakit parah di masa tua, asuransi ini hadir sebagai solusi untuk meringankan dana darurat yang harus disiapkan.

Membahas skema, tiap perusahaan asuransi memiliki polis atau regulasi yang berbeda-beda dalam menawarkan asuransi ini.

Terdapat perusahaan yang cukup menggunakan diagnosa sudah bisa klaim. Namun, terdapat pula yang harus menyertakan berbagai syarat yang mungkin dirasa cukup menyulitkan.

Begitu pula dalam hal seberapa besar kondisi yang bisa di-cover. Maka dari itu, sebagai pembeli, kita harus bijak dan mengetahui secara lengkap jenis asuransi ini dengan bertanya secara rinci mengenai produk ini kepada agen yang menawarkannya.

Baca juga: Pandemi Tingkatkan Kesadaran Wisatawan Terhadap Asuransi Perjalanan 

Tips Memiliki Asuransi Penyakit Kritis

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli asuransi penyakit kritis.

1. Pastikan mengambil asuransi sebelum menderita penyakit tersebut.

Jika sudah memiliki penyakit tersebut, perusahaan asuransi biasanya tidak akan menerima. Oleh karenanya, penting untuk melihat sejarah penyakit keluarga. Cari tahu apa ada yang terdiagnosa atau meninggal karena memiliki penyakit kritis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com