Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Rupiah Digital, Tekan Risiko Kripto hingga Dikritik IMF

Kompas.com - 13/07/2022, 05:35 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Lantaran rupiah digital diterbitkan oleh bank sentral, maka mata uang ini memiliki risiko yang rendah dan lebih terjamin keamanannya dibanding e-money dan e-wallet.

"Pastinya di sini (rupiah digital) mudah-mudahan trust system," kata Ryan.

Baca juga: BI Sebut Rupiah Digital Berpeluang Tingkatkan Pertumbuhan Pasar Modal

3. Tiga tantangan penerbitan rupiah digital

Deputi Gubernur BI Joda Agung mengatakan, terdapat 3 tantangan yang perlu ditangani dalam merancang rupiah digital.

"Ada tiga pernyataan masalah yang perlu ditangani dengan baik dalam merancang CBDC," kata Joda dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) di Bali, Selasa (12/7/2022).

Ketiga tantangan tersebut ialah Menerapkan penerbitan dan distribusi yang efektif dan kuat, mengaktifkan penyertaan keuangan, dan memastikan interoperabilitas, interkonektivitas, dan integrasi.

4. Bank Dunia sebut rupiah digital tak jamin inklusi keuangan

Sementara itu, Lead Financial Sector Specialist Payment System Development Group Bank Dunia Harish Natarajan menyebut penerbitan mata uang digital tidak serta merta berkontribusi pada inklusi keuangan.

"CBDC tak menjamin akses dan tidak berkontribusi langsung meningkatkan inklusi keuangan," kata dia saat acara Fekdi di Bali, Selasa (12/7/2022).

Dia mengatakan karena CBDC berbentuk digital, tidak semua kalangan masyarakat dapat mengakses mata uang digital ini. Untuk itu, bank sentral diminta harus memiliki strategi agar mata uang digital mudah diakses seluruh kalangan.

Baca juga: Transaksi Kripto Tumbuh Pesat, BI Tekankan Pentingnya Mata Uang Digital Bank Sentral

Selain itu, bank sentral juga dinilai harus memastikan perlindungan data bagi pengguna CBDC sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan mata uang digital.

"Perlindungan data dan privasi akan sangat menjadi penting," kata dia.

5. Rupiah digital dikritik IMF

Dana Moneter Internasional (IMF) menilai penerbitan mata uang digutal, termasuk rupiah digital berpotensi menyebabkan krisis keuangan negara.

Kepala Divisi Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF Tommaso Mancini-Griffoli mengatakan, mata uang dgital dapat mengganggu stabilitas keuangan sehingga jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan krisis keuangan.

"Pada stabilitas keuangan mungkin akan lebih berisiko dalam konteks CBDC dan stable coin," ujarnya dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) di Bali, Selasa (12/7/2022).

Dia menjelaskan, penerbitan mata uang digital dapat menyebabkan simpanan di bank keluar dan berpindah ke instrumen ini karena masyarakat enggan menabung di bank.

Bila perpindahan tersebut berlangsung cepat, maka dapat menggoyahkan stabilitas keuangan negara karena aset perbankan menyusut.

"Jika proses perpindahan (simpanan bank) ke CBDC berjalan cepat, justru berisiko pada krisis keuangan," ucap Tommaso.

Baca juga: BI Beberkan 3 Tantangan Sebelum Menerbitkan Mata Uang Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com