Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Fluktuatif, Rupiah Justru Menguat terhadap Dollar AS

Kompas.com - 13/07/2022, 09:50 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/7/2022) setelah dibuka melemah. Sementara itu, mata uang garuda terpantau menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, IHSG dibuka melemah pada level 6.717,93. Sempat menguat ke zona hijau, pada pukul 09.25 WIB, IHSG melemah 10,7 poin atau 0,16 persen ke level 6.707,57.

Sebanyak 217 saham melaju di zona hijau dan 213 saham di zona merah. Sedangkan 174 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,3 triliun dengan volume 5,2 miliar saham.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Sementara itu, bursa Asia lain terpantau bergerak variatif atau mixed. Indeks Nikkei dan Hang Seng Hong Kong tercatat menguat masing-masing 0,33 persen dan 0,15 persen.

Adapun Shanghai Komposit dan Straits Times melemah masing-masing sebesar 0,22 persen dan 0,52 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memproyeksikan IHSG masih akan melanjutkan pelemahan pada sesi perdagangan hari ini. Investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang akan berpengaruh pada kebijakan suku bunga ke depan.

"Secara teknikal MACD masih bergerak di tren distribusi dengan stochastic berada di sekitar level oversold mengindikasikan trend pelemahan namun dengan rentang yang terbatas," kata dia.

Baca juga: Turun Rp 2.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam Hari Ini

Kurs Rupiah

Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg pukul 09.30 WIB, rupiah bergerak pada level Rp 14.969,5 per dollar AS, atau naik 25,5 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.995 per dollar AS.

Asal tahu saja, pergerakan rupiah selama beberapa hari terakhir masih dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, salah satunya kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve. Pelaku pasar masih menunggu keputusan The Fed terkait kebijakan suku bunga acuannya.

Sebagaimana diketahui, The Fed tengah agresif meningkatkan suku bunga acuannya. Ini dilakukan untuk menekan daya beli, dan pada akhirnya memerangi lonjakan inflasi yang terjadi di Negeri Paman Sam.

Baca juga: INSA Kaji Usulan Kenaikan Tarif CHC di Pelabuhan Tanjung Priok

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com