Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pertamina: Jika Semua Pindah ke BBM Subsidi, Negara Akan Rugi

Kompas.com - 13/07/2022, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan negara akan rugi jika banyak pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi beralih ke BBM subsidi

Nicke mengakui ada potensi shifting atau perpindahan konsumsi pengguna BBM non subsidi ke BBM subsidi setelah adanya kenaikan harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Namun, Pertamina mengaku sudah mengkalkulasikan dengan tepat dampak yang terjadi setelah adanya kenaikan pada harga BBM non subsidi.

“Ya, itu pasti terjadi shifting, kami hitung betul ketika kami ingin menaikkan harga, berapa kira–kira perpindahannya. Ini yang harus dilakukan lebih lanjut agar perpindahan ini terkendali, dan tidak semuanya pindah ke BBM subsidi, karena itu akan merugikan negara,” kata Nicke saat berbincang dalam Economic Challenges - Bom Waktu Subsidi BBM di Metro TV, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Pertamina Disarankan Beli Minyak Murah dari Rusia

Dia mengungkapkan, berdasarkan harga Indonesia Crude Price (ICP) harga keekonomian Pertalite dengan zero margin mencapai Rp 17.000 per liter. Namun karena ada subsidi dari pemerintah, harga Pertalite hanya Rp 6.450 per liter.

Warga antri pembelian Pertalite di SPBU Mandala, Rangkasbitung, Selasa (28/6).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Warga antri pembelian Pertalite di SPBU Mandala, Rangkasbitung, Selasa (28/6).

Sedangkan harga keekonomian solar mencapai Rp 18.000 per liter, namun setelah ada subsidi, harga Solar jadi Rp 5.150 per liter.

“Sebetulnya pemerintah memberi subsidi besar sekali untuk setiap liter Pertalite yang dijual sampai Rp 9.550 per liter, solar lebih besar lagi,” ungkap dia.

Nicke mengimbau agar masyarakat melakukan penghematan penggunaan BBM untuk kegiatan–kegiatan yang produktif. Sebab kata dia, subsidi dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 yang terjadi lebih dari 2 tahun.

Baca juga: Luhut: Pemerintah Harus Tanggung Subsidi BBM untuk 1 Motor Rp 3,7 Juta Per Tahun

“Jadi sebetulnya, upaya yang dilakukan masyarakat adalah penghematan penggunaan BBM. Lebih pada kegiatan produktif, karena subsidi ini digunakan untuk orang yang tepat dan juga mendorong perkonomian bergerak, yang mana itu penting bagi kedua pihak, karena beban negara besar sekali,” jelas dia.

Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan, saat ini yang perlu dilakukan adalah pengendalian konsumen yang menggunakan BBM subsidi dengan menyusun strategi yang tepat. Dengan begitu maka konsumen yang berhak akan mendapatkan BBM subsidi.

“Kami sedang menyusun strateginya. Kita ketahui kuota Pertalite adalah 23,05 juta kilo liter di tahun 2022, sementara prognosa kita di atas 25 juta kilo liter, dan jika tidak ada pertambahan volume dari pemerintah, solusinya adalah pengeratan, dan konsumennya makin disaring,” jelas Saleh.

Sebelumnya, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, meskipun kenaikan harga BBM adalah untuk yang pengguna non subsidi, bukan berarti tidak mempengaruhi golongan pengguna BBM subsidi.

Pertamina memastikan pasokan minyak mentah, BBM, dan LPG nasional berada pada level aman. Dok. Pertamina Pertamina memastikan pasokan minyak mentah, BBM, dan LPG nasional berada pada level aman.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Jatuh Lebih dari 7 Persen, Ini Penyebabnya

Dia mengatakan, kebijakan yang diberlakukan seolah adalah kebijakan yang terpisah, namun secara praktik kebijakan kenaikan harga BBM non subisdi juga akan mempengaruhi konsumsi atau daya beli, hingga mobilitas masyakarakat.

“Pengguna non subsidi ini membawa kontribusi juga, tapi pemerintah seolah kebijakan ini tidak berpengaruh pada masyakarakat bawah. Padahal itu berpengaruh pada yang menggunakan non subsidi, dengan mengurangi mobilitasnya dan konsumsinya,” ujar Trubus.

Sementara itu, menurut Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, perpindahan konsumsi masyarakat pengguna BBM non subidi ke BBM subsidi setelah kenaikan harga pasti akan terjadi.

“Kalau orang pindah ke BBM subsidi, ya sudah pasti pindah lah, cuma sekarang, boleh apa tidak? Kalau tidak boleh ya harus ada diberikan sanksi,” kata Agus.

Baca juga: Resmi Naik, Ini Harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex di 34 Provinsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com