Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Probabilitas Indonesia Masuk Krisis 3 Persen, Ini Kata Sri Mulyani

Kompas.com - 13/07/2022, 14:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Indonesia masuk daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi berdasarkan survei Bloomberg. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan probabilitas masuk krisis 3 persen.

Survei tersebut menunjukkan pada peringkat 1-15 secara berurutan, yaitu Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, lalu India.

Dalam survei tersebut menyebutkan, Sri Lanka menempati posisi pertama negara berpotensi resesi dengan persentase 85 persen, New Zealand 33 persen, Korea Selatan dan Jepang 25 persen.

Lalu China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan 20 persen. Malaysia 13 persen, Vietnam dan Thailand 10 persen, Filipina 8 persen, Indonesia 3 persen, dan India 0 persen.

Baca juga: Curhat Sri Mulyani Kelola Keuangan Negara: Cobaan Silih Berganti, Godaan Selalu Ada...

Sri Mulyani: kita tetap harus waspada

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan indikator ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari negara-negara lain yang peringkatnya di atas Indonesia dalam survei tersebut.

"Itu menggambarkan bahwa dari indikator neraca pembayaran kita, APBN kita, ketahanan dari GDP kita, dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga serta monetery policy kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas yaitu di atas 70 persen," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers di Bali, Rabu (13/7/2022).

Kendati demikian, Indonesia masih tetap harus waspada terhadap potensi resesi yang masih dapat terjadi. Pasalnya, saat ini negara-negara di dunia masih dibayangi resesi dan kenaikan inflasi.

"Kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan. Risiko global mengenai inflasi dan resesi, atau stagflasi sangat rill dan akan menjadi salah satu topik pembahasan kita," ucapnya.

"Namun message-nya adalah kita tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan kita," kata Menkeu.

Dia menambahkan, sejak terjadi krisis ekonomi tahun 2008-2009, kini sektor keuangan Indonesia menjadi jauh lebih hati-hati. Kini non performing loan (NPL) tetap terjaga serta eksposur pinjaman luar negeri turun.

"Artinya belajar dari krisis global global sektor korporasi financial APBN moneter semuanya mencoba memperkuat diri sendiri pada saat hadapi risiko, sekarang ini kita dalam situasi daya tahan masih lebih baik makanya kita disebutkan ratingnya lebih kecil," tutur Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com