NEW YORK, KOMPAS.com - Indeks utama bursa Amerika Serikat atau Wall Street kembali ditutup melemah pada sesi perdagangan Rabu (13/7/2022), pasca pengumuman inflasi Juni AS, yang realisasinya lebih tinggi dari perkiraan pasar.
Mengacu kepada data RTI, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup, indeks S&P 500 melemah 17,02 poin atau 0,45 persen, dan indeks Nasdaq Composite koreksi 17,15 poin atau 0,15 persen.
Tercatat, dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, 9 sektor di antaranya melemah, dengan sektor industri dan layanan komunikasi mengalami penurunan persentase terbesar.
Baca juga: Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir, Inflasi AS Capai 9,1 Persen
Penurunan tersebut tidak terlepas dari indeks harga konsumen (IHK) AS yang mencatatkan inflasi sebesar 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni kemarin.
Inflasi AS tersebut menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Selain itu, realisasi itu juga lebih tinggi dari perkiraan pasar di angka 8,8 persen.
Selain itu, IHK inti Negeri Paman Sam pada Juni kemarin mencatatkan inflasi sebesar 5,9 persen. Ini juga lebih tinggi dari perkiraan pasar di angka 5,6 persen.
Realisasi inflasi inti yang lebih tinggi dari perkiraan pasar membuat investor khawatir terhadap kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve. Pasalnya, tingginya inflasi inti berpotensi membuat The Fed mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih agresif.
Baca juga: Masih Tertekan, IHSG Diproyeksi Kembali Melemah Hari Ini
Dilansir dari CNBC, Kamis (14/7/2022), pengumuman IHK juga membuat imbal hasil treasury AS tenor 2 tahun naik sembilan basis poin menjadi sekitar 3,138 persen. Sementara imbal hasil pada treasury tenor 10 tahun turun sekitar 4 basis poin menjadi 2,919.
Ketika terjadi kurva imbal hasil inverting, yaitu ketika imbal hasil tenor lebih pendek lebih tinggi dari imbal hasil surat utang yang lebih panjang, maka itu tanda-tanda AS mengalami resesi semakin nyata.
Meskipun demikian, investor masih menanti pengumuman data pengangguran dan indeks harga produksi, untuk melihat lebih jelas kondisi perekonomian AS saat ini.
Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Tantangan RI Dorong Transisi Energi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.