Kawasan pemukiman paling elit di Batavia kala itu adalah Menteng. Lokasinya yang sangat dekat dengan pusat pemerintahan di era kolonial menjadikannya sebagai salah satu kawasan paling elit di Ommelanden.
Baca juga: Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa?
Dikutip dari arsip Perpusatakaan Nasional, semula Menteng merupakan hutan dan banyak ditumbuhi pohon buah-buahan. Karena banyaknya pohon Menteng, daerah ini kemudian dinamakan Menteng.
Sejak tahun 1810 wilayah ini telah mulai dibuka oleh Gubernur Jenderal Daendels untuk daerah pengembangan kota Batavia.
Kemudian pada tahun 1912 tanah yang ada disekitar kampung Menteng ini dibeli oleh pemerintah Belanda untuk dijadikan perumahan bagi pegawai pemerintah Hindia Belanda.
Itu sebabnya, sampai saat ini di kawasan Menteng, sangat mudah ditemui rumah-rumah lawas yang merupakan peninggalan Belanda.
Baca juga: Ironi Gula, Eksportir Era Hindia Belanda, Jadi Importir Usai Merdeka
Rumah-rumah ini dibangun dengan gaya kolonial yang juga mengadopsi arsitektur lokal, khususnya Jawa. Konsep bangunan yang populer di era Hindia Belanda ini kemudian populer disebut konsep Indis.
Karena cukup luas, pemerintah kolonial kemudian membagi kawasan Menteng menjadi beberapa bagian sekaligus untuk membedakan permukiman Eropa dan pribumi.
Kawasan Menteng dibagi menjadi Menteng Atas yang merupakan perumahan elit Eropa. Lalu ada Menteng Pulo, Menteng Dalam, Menteng Bawah, dan sebagainya.
Pasca-kemerdekaan sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an, perumahan elit untuk para kalangan atas mulai meluas ke Selatan Batavia. Beberapa kawasan permukiman yang didirikan antara lain Kebayoran Baru, Bintaro, Tebet, dan Pondok Indah.
Baca juga: Seberapa Kaya VOC hingga Jadi Cikal Bakal Penjajahan Belanda?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.