JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Mei 2022 tercatat sebesar 406,3 miliar dolar AS.
Angka tersebut turun dibandingkan dengan posisi utang luar negeri Indonesia pada bulan sebelumnya sebesar 410,1 miliar dolar AS.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi utang luar negeri Indonesia sektor publik, yakni pemerintah dan Bank Sentral, maupun sektor swasta.
Baca juga: Sri Mulyani: 60 Persen Negara Miskin Terancam Bangkrut akibat Lonjakan Utang
"Secara tahunan, ULN Mei 2022 terkontraksi 2,6 persen secara tahunan, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 2 persen secara tahunan," jelas dia dalam siaran pers, Jumat (15/7/2022).
Ia memerincikan, posisi utang luar negeri pemerintah pada Mei 2022 tercatat sebesar 188,2 miliar dolar AS.
Realisasi tersebut turun dibandingkan dengan posisi utang luar negeri pemerintah pada bulan sebelumnya sebesar 190,5 miliar dolar AS.
Secara tahunan, utang luar negeri pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,5 persen secara tahunan.
Angka tersebut lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 7,3 persen secara tahunan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tren penurunan utang luar negeri Indonesia terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan Mei 2022.
Baca juga: Utang BUMN Tembus Rp 1.573 Triliun, Erick Thohir: Sehat, karena Modal Lebih Besar
Selain itu, turunnya utang luar negeri pemerintah juga dipengaruhi sentimen global yang memicu pergeseran investasi portofolio di pasar SBN domestik oleh investor nonresiden.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.